Kebiasaan Boros: Ancaman Serius bagi Kesehatan Mental yang Sering Diabaikan
Kebiasaan boros bisa memperburuk kesehatan mental. Pelajari dampaknya pada kecemasan, depresi, dan cara mengelola keuangan agar lebih sehat.
PORTAL BONTANG – Perilaku boros sering dianggap sekadar persoalan keuangan. Namun, kenyataannya, pengeluaran berlebihan berpengaruh besar pada Kesehatan Mental.
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belanja impulsif dapat memperburuk gangguan seperti kecemasan, stres, hingga depresi.
Di era materialisme modern, dampak psikologis dari gaya hidup konsumtif atau tekanan sosial menjadi semakin nyata.
Dampak Boros pada Keuangan dan Psikologis
Pengeluaran di luar batas kemampuan sering kali berujung pada utang.
Psychology Today melaporkan bahwa individu berutang lebih rentan terhadap kecemasan akibat ketidakpastian finansial dan kekhawatiran melunasi utang.
Ketegangan mental ini dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan serius jika dibiarkan.
Baca Juga: Anak Shin Tae Yong Mengungkapkan Kekesalan Setelah Pemecatan Sang Ayah, Ungkap Firasat Sebelumnya
Selain itu, kebiasaan boros juga memengaruhi harga diri, terutama di budaya kapitalis di mana konsumerisme menjadi simbol status sosial.
Banyak orang merasa terpaksa mengikuti tren meski kondisi finansial tidak memungkinkan, yang kerap menciptakan masalah identitas.
Hubungan Antara Konsumerisme dan Kesehatan Mental
Baca Juga: Patrick Kluivert Resmi Latih Timnas Indonesia: Strategi Tajam dan Menyerang Jadi Andalan!
Menurut The Guardian, konsumsi yang didorong ekspektasi sosial menciptakan rasa tidak puas dan berisiko menimbulkan depresi.
Standar sosial yang tidak realistis sering kali menyebabkan perasaan diri tidak cukup baik, memperburuk kesehatan mental.
Tampilkan SemuaJoin channel WhatsApp Portalbontang.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya
Join now