PORTAL BONTANG – Aktris asal China, Zhao Lusi, menjadi sorotan setelah terlihat menggunakan kursi roda di sebuah rumah sakit di China pada Rabu, 1 Januari 2025.
Insiden ini diungkap sebagai akibat dari kekerasan fisik yang pernah dialaminya, sebagaimana dilaporkan CNA.
Zhao Lusi membahas secara terbuka tentang perjuangannya melawan depresi dan berbagai trauma sejak 2019.
Baca Juga: Arti dan Makna Logo HUT ke-68 Kaltim, Unduh Filenya di Sini
Dalam sebuah pernyataan, aktris berusia 26 tahun tersebut mengisahkan pengalamannya menghadapi kekerasan berulang yang memengaruhi kesehatan fisiknya dan mentalnya.
“Saya sering mendengar, ‘Jangan terlalu memikirkan masalahmu. Berpikir positif saja, semuanya akan baik-baik saja,'” ucap Zhao.
“Namun, saya merasa terlalu sensitif dan menganggap kesehatan mental saya bukan hal penting,” lanjutnya.
Zhao juga berbagi cerita tentang berbagai masalah kesehatan yang dideritanya, termasuk pneumonia, gangguan pendengaran, hingga nyeri kronis. Berikut fakta-fakta lainnya.
Baca Juga: HMPV Merebak di China, Kemenkes Imbau Waspada: Apakah Akan Menjadi Pandemi Seperti Covid-19?
Depresi Tidak Cukup Diatasi dengan Berpikir Positif
Zhao Lusi mengungkapkan bahwa depresi tidak bisa hilang hanya dengan pikiran positif atau berbicara kepada orang lain. Dia menceritakan bahwa selama bertahun-tahun, dia mengalami serangkaian masalah fisik seperti pneumonia, mual, gatal-gatal, hingga rasa sakit yang berkepanjangan.
“Saya kehilangan orang-orang terdekat dan menghadapi diagnosis kanker di keluarga saya. Semua ini terjadi berturut-turut,” ungkap Zhao.
Baca Juga: Kasus Pelecehan Turis di Bali Disorot, Badan Imigrasi Ungkap Modus Layanan Prostitusi oleh WNA
“Tumpukan masalah tersebut menutupi emosi saya sendiri, membuat saya terus mengabaikan kondisi mental saya,” tambahnya.
Pernah Mengalami Kekerasan di Masa Sekolah
Zhao juga berbagi pengalaman pahit dari masa sekolahnya. Dia menyebut dirinya menjadi korban perundungan dan kekerasan fisik oleh seorang guru.
“Saya pernah dipukul saat bimbingan belajar di asrama guru. Saat itu, saya pikir hukuman karena nilai buruk adalah hal biasa,” kata Zhao.
Dia mengaku menyimpan pengalaman itu sendiri karena merasa bersalah dan takut mencari bantuan.
Kebiasaan Memendam Perasaan Sendiri
Baca Juga: 2 Kasus Pelecehan Turis Mancanegara di Indonesia, Dilecehkan dan DIrudapaksa Lalu Dirampok
Zhao menyesalkan kebiasaannya memendam perasaan selama bertahun-tahun.
“Saat dewasa, saya pernah dipukul lagi setelah gagal audisi,” kenangnya.
Zhao mengakui bahwa dia memilih melarikan diri daripada melawan, karena terbiasa menyelesaikan masalah sendirian.
“Saya tidak ingin membuat keributan. Saya selalu memilih untuk lari dan menyelesaikan semuanya sendiri,” ucap Zhao. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda