Portalbontang.com – Umat Islam kini memasuki tahun yang baru, yaitu 1447 H. Di edisi Tahun Baru Islam ini, Muhammadiyah menghadirkan inovasi yang tak kalah penting.
Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) diangkat menjadi tema khutbah Jumat pada Jumat, 27 Juni 2025. Naskah ini bisa dibaca oleh khatib maupun jemaah.
Berikut naskah lengkap khutbah Jumat bertema menyemai semangat persatuan umat melalui KHGT, dilansir Portalbontang.com dari situs resmi Muhammadiyah.
Khutbah Pertama
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِن شُرُورِ أَنفُسِنَا وَمِن سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَن يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَن يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نبينا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ
عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَتَقْوَى اللَّهِ فَوْزٌ لَنَا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال أيضا
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Saudara-saudara seiman yang dirahmati Allah,
Hari ini kita akan membahas tentang sebuah tema yang sangat penting bagi persatuan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia, yaitu tentang Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Sebuah sistem penanggalan yang diharapkan mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia dalam menentukan waktu-waktu ibadah, khususnya dalam penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) sejatinya dikonstruk sebagai panduan ibadah dan muamalah bagi umat Islam di seluruh dunia.
KHGT sendiri memiliki landasan nash yang kuat dari Al-Qur’an dan Hadits, sehingga tidak ada alasan untuk menolaknya, meskipun tetap terbuka ruang dialog dan perbedaan pendapat.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Landasan dari kalender ini adalah semangat bahwa Islam itu untuk semua. Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 107).
Ayat ini menegaskan bahwa misi Nabi Muhammad adalah membawa rahmat untuk semua, bukan hanya untuk satu kaum atau satu wilayah. Islam adalah agama global, dan kebersamaan adalah nilai yang dijunjung tinggi dalam ajarannya.
Allah juga berfirman:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
“Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), kecuali kepada seluruh manusia sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya” (QS. Saba’ [34]: 28).
Dua ayat ini menegaskan bahwa risalah Islam itu bersifat universal. Untuk seluruh manusia. Tapi, bagaimana mungkin semangat rahmat itu terwujud jika untuk hal besar seperti Idulfitri dan Iduladha saja, umat Islam masih sering berbeda-beda?
Padahal Islam adalah agama yang membawa persatuan. Allah berfirman:
اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ
“Sungguh (agama tauhid) ini adalah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 92).
Ayat ini menunjukkan bahwa umat Islam adalah satu umat. Bukan hanya secara akidah, tapi juga dalam semangat kebersamaan, termasuk dalam hal ibadah yang melibatkan seluruh umat.
وَاِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu, agama yang satu, dan Akulah Tuhanmu. Maka, bertakwalah kepada-Ku” (QS. Al-Mu’minun [23]: 52).
Jika umat Islam adalah satu, maka sudah seharusnya ada sistem kalender yang satu. Kalender Islam yang berlaku untuk seluruh umat. Kalender ini akan jadi simbol kebersamaan dan keteraturan dalam beribadah.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Islam juga sangat menekankan pentingnya waktu. Dalam surat Al-‘Ashr, Allah bersumpah:
وَٱلْعَصْرِ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran” (QS. Al-‘Ashr [103]: 1-3).
Ayat ini menegaskan pentingnya waktu dan pengelolaannya. Muslim yang baik adalah yang pandai menata waktu.
Kalender Islam untuk seluruh umat menjadi bentuk nyata dari pengaturan waktu dalam semangat iman dan amal saleh.
Salah satu bentuk pengaturan waktu yang Allah jelaskan adalah tentang bilangan bulan:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus” (QS. At-Taubah [9]: 36).
Ayat ini menegaskan bahwa penanggalan yang benar adalah penanggalan bulan. Maka segala ibadah, dari puasa hingga haji, harus berpijak pada kalender hijriah.
Hal ini sejalan dengan pandangan Imam al-Qurthubi menegaskan bahwa seluruh ibadah harus dikaitkan dengan hitungan bulan hijriah. Maka penting sekali memiliki sistem kalender hijriah yang rapi dan menyatu.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Allah juga menjelaskan bahwa hilal adalah penanda waktu untuk manusia:
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِىَ مَوَٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَٱلْحَجِّ
“Mereka bertanya tentang hilal. Katakanlah, itu adalah penunjuk waktu bagi manusia dan haji” (QS. Al-Baqarah [2]: 189).
Ayat ini menggabungkan dua aspek penting: sosial dan ibadah. Artinya, hilal bukan hanya untuk menentukan ibadah, tetapi juga untuk aktivitas hidup sehari-hari. Maka penanggalan Islam harus bisa mencakup keduanya.
Selanjutnya, Allah berfirman:
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ
“Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua” (QS. Yasin [36] : 39).
Ayat ini menjelaskan bahwa bulan memiliki siklus. Dalam astronomi, ini disebut ijtimak atau konjungsi. Fenomena ini terjadi secara global, serentak di seluruh dunia. Maka, dengan ilmu falak modern, kita bisa menetapkan awal bulan hijriah secara bersama-sama.
Jamaah yang berbahagia,
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Janganlah kalian berpuasa sampai melihat hilal. Dan jangan berbuka sampai melihatnya. Jika tertutup, maka kadarkanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa penentuan bulan berdasarkan rukyat atau penghitungan. Dalam konteks dunia sekarang, ilmu falak memungkinkan kita menggabungkan keduanya. Dan hasilnya adalah sistem kalender Islam yang bisa berlaku untuk semua.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Dari berbagai dalil Al-Qur’an dan Hadits yang telah dipaparkan, kita dapat melihat bahwa Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) memiliki landasan nash yang kuat. KHGT bukan hanya sekedar masalah teknis penanggalan, tetapi lebih dari itu, ia merupakan manifestasi dari semangat persatuan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia.
Bayangkan betapa indahnya jika seluruh umat Islam di dunia memulai puasa Ramadhan pada hari yang sama, merayakan Idul Fitri pada hari yang sama, dan melaksanakan Idul Adha pada hari yang sama. Ini akan menjadi bukti nyata bahwa Islam adalah agama yang satu dan umat Islam adalah umat yang satu.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah,
Pada akhir khutbah ini, saya ingin mengajak kita semua untuk merenung dan meresapi makna persatuan dan kesatuan umat. Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) adalah salah satu jalan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan tersebut.
Dengan semangat optimisme dan keyakinan yang kuat, mari kita dukung upaya-upaya untuk mewujudkan Kalender Hijriah Global Tunggal sebagai panduan ibadah dan muamalah bagi umat Islam di seluruh dunia.
Insya Allah, dengan niat yang ikhlas dan semangat yang kuat, kita akan mampu mewujudkan cita-cita mulia ini. Aamiin.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِينَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِينَ
اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
***
Komentar Anda