Nabi juga mengajarkan bahwa:
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ، وَالفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ، وَالأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ (رَوَاهُ التِرْمِذِيُّ) .
“Puasa adalah hari kalian berpuasa, Idul Fitri adalah hari kalian berbuka, Idul Adha adalah hari kalian menyembelih hewan.” (HR al-Tirmidzi).
Hadis ini menunjukkan bahwa umat Islam disarankan untuk berpuasa, merayakan Idul Fitri, dan Idul Adha pada hari yang sama di seluruh dunia. Sama seperti ibadah Jumat yang dilaksanakan pada hari yang sama di seluruh dunia, kita seharusnya merayakan hari-hari besar Islam secara serentak di seluruh penjuru bumi.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Apa itu Kalender Hijriyah Global Tunggal? Mudahnya, sistem ini didasarkan pada hal-hal pokok berikut ini:
1. Keselarasan hari dan tanggal di seluruh dunia dalam memulai bulan baru, artinya satu hari satu tanggal di seluruh dunia seperti halnya dalam sistem kalender Masehi. Misalnya, 1 Ramadan jatuh pada hari sabtu di seluruh dunia, bukan sabtu, ahad, senin, atau selasa, seperti yang sekarang ini terjadi.
2. Penggunaan hisab. Dari segi teknis kalender, rukyat menjadi tidak memungkinkan untuk menyatukan kalender. Sebab, kalender harus memiliki kemampuan untuk meramalkan tanggal secara pasti jauh ke depan dan menyajikan jadwal tanggal setidaknya satu tahun ke depan.
3. Kesatuan matlak, yang artinya bahwa seluruh permukaan bumi dianggap sebagai satu kesatuan zona kalender.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Sistem kalender ini adalah kelanjutan dari tradisi pembaruan Islam yang telah digelorakan oleh Muhammadiyah sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, telah memelopori penggunaan hisab untuk perhitungan arah kiblat yang saat ini telah diterima oleh umat Islam di Indonesia. Kini, kebutuhan kita adalah memiliki sistem kalender yang menyatukan umat Islam di seluruh dunia, sehingga kita dapat merayakan hari-hari besar Islam secara serentak, tanpa ada perbedaan.
Komentar Anda