إِنْ كُنْتُمْ ءَامَنْتُمْ بِاللهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” [QS. Al-Anfal (8): 41]
Baca Juga: OCBC Group Perkuat Aksi Hijau: Mitigasi Perubahan Iklim dengan Ribuan Mangrove di 2025
Dari ayat-ayat tersebut jelas bahwa Al-Qur’an diturunkan pada Lailatul Qadar di bulan Ramadan. Namun, Allah SWT sengaja merahasiakan tanggal pastinya.
Dalam surat Al-Qadr ayat kedua, keistimewaan malam ini justru ditonjolkan melalui pertanyaan retoris:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
Artinya: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?” [QS. Al-Qadr (97): 2]
Keistimewaan Lailatul Qadar yang paling utama adalah nilainya yang lebih baik dari seribu bulan, seperti yang difirmankan Allah:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS. Al-Qadr (97): 3]
Baca Juga: Ganti Pemain? Kluivert Ungkap Strategi Timnas Indonesia Hadapi Bahrain di GBK
Karena kemuliaannya yang luar biasa ini, Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah di malam tersebut. Beberapa hadis menyebutkan anjuran ini:
Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.” [HR. Bukhari]
Ibnu Umar RA juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku melihat mimpimu sekalian bertepatan dengan malam tujuh terakhir, barangsiapa mencarinya, maka carilah pada malam-malam itu.” [HR. Muslim]
Komentar Anda