PORTALBONTANG.COM, Bontang – Ramadan, bulan penuh keberkahan, sepatutnya disambut dengan persiapan yang matang.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan beberapa panduan bagi umat Islam agar menyambut Ramadan dengan kesiapan spiritual dan sosial yang optimal.
Salah satu amalan yang dianjurkan adalah memperbanyak ibadah sejak bulan Sya’ban, dilansir Portalbontang.com dari situs resmi Muhammadiyah, Minggu 16 Februari 2025.
Dalam hadis muttafaqun alaihi yang diriwayatkan dari Aisyah RA, disebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa penuh dalam satu bulan kecuali Ramadan, namun beliau memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كانَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَصُومُ حتَّى نَقُولَ: لا يُفْطِرُ، ويُفْطِرُ حتَّى نَقُولَ: لا يَصُومُ، فَما رَأَيْتُ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلَّا رَمَضَانَ، وما رَأَيْتُهُ أكْثَرَ صِيَامًا منه في شَعْبَانَ
Dari Siti Aisyah RA berkata:
“Rasulullah berpuasa hingga kami menyangka beliau tidak berbuka, dan berbuka hingga kami menyangka beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali di bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa sunnah selain di bulan Sya’ban.”
Selain ibadah individu, persiapan Ramadan juga mencakup tiga aspek utama: rumah, masjid, dan lingkungan sosial.
Baca Juga: Ebiet G. Ade Gandeng Kedua Anaknya, Remake ‘Elegi Esok Pagi’ Langsung Trending Youtube
Di dalam rumah, keluarga dianjurkan untuk menciptakan suasana yang mendukung ibadah, seperti menyediakan tempat tilawah dan meningkatkan kualitas ibadah bersama.
Di masjid, kebersihan serta kenyamanan jamaah harus diperhatikan, termasuk kesiapan alat ibadah dan fasilitas pendukung lainnya.
Di lingkungan sosial, umat Islam dianjurkan untuk saling mengingatkan dengan kegiatan sosial yang bermanfaat, seperti sedekah, kajian, atau silaturahmi.
Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Pengaruhi Honorer, UKT, dan Beasiswa KIP
Doa dan Tradisi Menyambut Ramadan
Para ulama memiliki beragam tradisi dalam menyambut Ramadan. Salah satu doa yang sering dibaca adalah:
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
(Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya’ban wa ballighna Ramadan)
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadan.”
Selain itu, umat Islam juga memperbanyak bacaan Al-Qur’an, silaturahmi, dan amal sosial lainnya. Semua ini merupakan bentuk persiapan yang membawa manfaat, meski tidak termasuk dalam ibadah wajib yang memiliki tuntunan syariat khusus.
Mandi Besar Sebelum Ramadan: Ibadah atau Tradisi?
Di beberapa daerah, terdapat tradisi mandi besar sebelum Ramadan yang dikenal sebagai “padusan”. Dalam pandangan Muhammadiyah, hal ini perlu dikategorikan dengan jelas:
Jika mandi besar dilakukan dengan keyakinan sebagai ibadah khusus yang dianjurkan syariat, maka harus memiliki dalil yang kuat. Sebab, dalam kaidah fikih disebutkan bahwa ibadah harus memiliki dasar syariat yang jelas.
Baca Juga: Tanggapi Aksi Nelayan di Muara Badak, PT PHSS Dukung Langkah Pemkab Kukar
Namun, jika hanya sebagai kebiasaan untuk menjaga kebersihan dan menyambut Ramadan dengan tubuh yang segar, maka hal ini dapat diterima sebagai tradisi yang memiliki nilai positif.
Jadi, padusan tidak memiliki landasan syariat khusus, tetapi tetap bisa dilakukan sebagai bagian dari menjaga kebersihan diri sebelum memasuki bulan suci.
Ziarah Kubur Menjelang Ramadan: Apa Hukumnya?
Baca Juga: Audiensi dengan JPP, Firnando Ganinduto Ajak Media Awasi Implementasi UU BUMN yang Baru Disahkan
Ziarah kubur merupakan amalan yang dianjurkan karena dapat mengingatkan manusia akan kematian. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, namun sekarang berziarahlah, karena itu dapat mengingatkan kalian pada akhirat.” (HR. Muslim)
Namun, jika ziarah kubur dikhususkan hanya menjelang Ramadan tanpa dalil yang kuat, maka hal ini perlu dikritisi.
Majelis Tarjih Muhammadiyah menegaskan bahwa setiap amalan yang dijadikan ibadah khusus harus memiliki dasar dari Al-Qur’an atau hadis shahih.
Ziarah kubur tetap menjadi amalan yang baik kapan saja, bukan hanya menjelang Ramadan. Yang perlu dihindari adalah keyakinan bahwa ziarah kubur sebelum Ramadan memiliki keutamaan tertentu yang tidak bersumber dari dalil yang sahih.
Wallahu ‘alam. ***
Komentar Anda