PORTAL BONTANG – Alya Sarah Lawindo, 19 tahun, adalah seorang diaspora Indonesia generasi kedua yang tinggal di Virginia, AS.
Meskipun lahir dan besar di Amerika, Alya tidak melupakan nilai-nilai dan budayanya.
Dia aktif dalam komunitas Indonesia, mengajar mengaji anak-anak secara virtual dan melestarikan budaya Minang bersama Rumah Gadang USA.
Baca Juga: Sejarah Kebaya, Warisan Budaya yang Menghiasi Peringatan Hari Kartini
Dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, setiap akhir pekan, Alya mengajar anak-anak mengaji secara virtual.
“Bunda dari dulu pernah jadi guru ngaji di madrasah sudah bertahun-tahun. Dan pas Alya sudah remaja, Alya mikir udah waktunya buat ngajarin anak, apalagi di komunitas Muslim Indonesia di Amerika sini,” ujar Alya.
Dia telah menjadi relawan madrasah selama lima tahun dan telah menerima Penghargaan Relawan Muda dari IMAAM pada tahun 2019.
Baca Juga: Nyeri Punggung Akibat Stres: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
“Yang paling besar reward-nya jadi guru ngaji itu bisa lihat improvement anak-anak. Bulan pertama ngaji masih agak kaku, atau masih belajar tadjwid-nya. Pas sudah selesai, bisa keluar, bisa move on ke kelas yang berikutnya,” katanya.
Alya juga aktif dalam melestarikan budaya Minang bersama Rumah Gadang USA, sanggar budaya yang didirikan oleh orang tuanya.
Sejak usia enam tahun, Alya belajar tari dan nyanyian Minang.
Baca Juga: Cuaca di Bontang Kerap Terik, Ini Tips Jitu Menjaga Kesehatan Penderita Diabetes di Musim Panas
Menurutnya penting untuk meneruskan budaya agar tidak luntur.
“Saya melihat ini kalau kita tidak kenalkan, kita akan kehilangan generasi, mereka akan hanya kenal budaya Amerika saja,” tambah laki-laki yang berasal dari kabupaten Agam ini.
Komentar Anda