Apakah Penderita Human Metapneumovirus (HMPV) Perlu Isolasi seperti Kasus Covid-19?

Virus Human Metapneumovirus (HMPV) mulai dilaporkan di Indonesia, menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Virus Human Metapneumovirus (HMPV) mulai dilaporkan di Indonesia, menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

PORTAL BONTANG – Virus Human Metapneumovirus (HMPV) mulai dilaporkan di Indonesia, menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Virus ini dikenal dapat memicu gangguan pernapasan yang serius, terutama pada anak-anak, lansia, dan individu dengan kekebalan tubuh rendah.

Kemenkes menjelaskan bahwa HMPV pertama kali diidentifikasi pada 2001 dan sejak itu menjadi penyebab umum infeksi saluran pernapasan akut di berbagai negara.

Baca Juga: Menu Susu Tidak Wajib dalam Program Makan Bergizi Gratis, Ini Alasan dari Pemerintah

Di Indonesia, laporan kasus HMPV meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama saat musim peralihan yang memicu penularan berbagai penyakit pernapasan.

“Pencegahan sangat penting karena belum ada vaksin khusus untuk HMPV,” kata pihak Kemenkes.

ADVERTISEMENT

Virus ini dapat menyebar melalui percikan air liur (droplet) saat penderita batuk atau bersin, serta kontak langsung dengan orang sakit atau benda yang terkontaminasi.

Langkah pencegahan utama meliputi menjaga kebersihan tangan, mengenakan masker, dan membatasi interaksi dengan orang yang menunjukkan gejala.

Baca Juga: Kebiasaan Boros: Ancaman Serius bagi Kesehatan Mental yang Sering Diabaikan

Penyebaran informasi tentang HMPV di masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampaknya secara signifikan.

Perlukah Penderita HMPV Mengisolasi Diri?

Mereka yang terinfeksi HMPV dianjurkan untuk melakukan isolasi hingga pulih sepenuhnya guna mencegah penularan lebih lanjut.

Baca Juga: Anwar Usman Dirawat di RS, Hakim MK Terapkan Sistem Bergilir untuk Sidang Sengketa Pilkada 2024

“Langkah isolasi penting bagi penderita virus pernapasan ini, terutama untuk melindungi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan daya tahan tubuh lemah,” tegas Kemenkes.

Dalam lingkungan medis, pedoman isolasi dari CDC tahun 2007 menjadi rujukan untuk meminimalkan risiko penyebaran HMPV.

Masyarakat juga diimbau memperhatikan kebersihan lingkungan, menjaga pola hidup sehat, dan menghindari kontak dengan individu yang rentan.

Penanganan dan Pencegahan HMPV

Baca Juga: Dihantam Rp4,67 Miliar Kasus Suap, Istri Hakim PN Surabaya Ungkap Derita: Saldo ATM Nol Rupiah, Pak!

Hingga kini, belum ada pengobatan spesifik atau vaksin untuk HMPV. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu mengelola gejala:

  1. Istirahat dan hidrasi: Mengistirahatkan tubuh serta mencukupi asupan cairan.
  2. Dekongestan: Gunakan semprotan atau tetes saline untuk meredakan hidung tersumbat.
  3. Pelembap udara: Menggunakan humidifier untuk meringankan iritasi saluran pernapasan.
  4. Pengobatan gejala: Parasetamol untuk mengatasi demam dan nyeri ringan.
  5. Kebersihan tangan: Cuci tangan selama 20 detik menggunakan sabun dan air.
  6. Hindari kontak dengan orang sakit: Batasi interaksi dengan individu yang menunjukkan gejala flu.
  7. Etika batuk dan bersin: Tutup mulut menggunakan tisu atau lengan.
  8. Steroid: Jika diperlukan, dokter dapat meresepkan steroid untuk meredakan peradangan berat.

Mayoritas kasus HMPV bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya.

Namun, bayi prematur, lansia, serta mereka yang memiliki sistem imun lemah rentan mengalami komplikasi serius. ***

Exit mobile version