PORTAL BONTANG – Khawatir berat badan naik sering menjadi alasan perokok tidak berani berhenti merokok. Sebuah studi baru mungkin bisa menjelaskan fenomena ini.
Penelitian yang dipresentasikan pada Kongres Obesitas Eropa tahun ini menganalisis data lebih dari 80.000 orang dewasa di Inggris.
Hasilnya menunjukkan perokok cenderung makan lebih sedikit dan memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat dibandingkan non-perokok.
“Berhenti merokok jelas bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan, tapi juga membawa tantangan terkait pola makan. Nikotin menekan nafsu makan dan meningkatkan metabolisme, membantu perokok mengontrol berat badan. Namun, berhenti merokok seringkali meningkatkan nafsu makan dan keinginan ngemil, yang berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan,” tulis para peneliti dalam jurnal BMC Public Health, dilansir Portalbontang.com dari laman Medical Daily, Selasa 28 Mei 2024.
Studi ini membagi peserta menjadi dua kelompok berdasarkan status merokok.
Usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, status merokok, kebiasaan makan, dan perilaku diet diperkirakan berdasarkan kuesioner. BMI peserta diukur selama penilaian kesehatan.
Hasilnya menunjukkan beberapa fakta menarik tentang kebiasaan makan perokok dibandingkan non-perokok:
Baca Juga: Resmi, UKT Batal Naik Tahun Ini usai Mendikbud Menghadap Presiden Jokowi
1. Perokok dua kali lebih mungkin melewatkan waktu makan.
2. Mereka 35% lebih jarang ngemil dan tidak makan karena bosan atau sebagai hadiah, dibandingkan non-perokok.
3. Mereka 50% lebih mungkin tidak makan selama lebih dari tiga jam.
Baca Juga: PT. Berdaya Dinegeri Sendiri Buka Lowongan Kerja di Bontang
4. Mereka cenderung makan lebih sedikit dan sulit menyisakan makanan di piring.
5. Mereka 8% lebih mungkin makan gorengan, 70% lebih mungkin menambahkan garam, dan 36% lebih mungkin menambahkan gula ke makanan.
Dampak Berhenti Merokok pada Berat Badan
Para peneliti mencatat bahwa hubungan ini lebih kuat pada individu yang lebih tua dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih muda.
Baca Juga: Jurnalis dan Pegiat Media Sosial Bontang Gelar Aksi Tolak RUU Penyiaran
Kecenderungan menambahkan garam dan gula ke makanan lebih kuat pada pria dibandingkan wanita, membuat perokok pria lebih rentan terhadap kebiasaan makan yang buruk.
“Kekhawatiran akan kenaikan berat badan adalah alasan umum bagi perokok untuk tidak mencoba atau gagal berhenti merokok. Temuan kami menunjukkan bahwa merokok terkait dengan pola perilaku makan yang konsisten dengan asupan makanan yang berkurang dan kualitas diet yang lebih buruk. Hal ini dapat membantu menjelaskan kenaikan berat badan yang biasa diamati ketika orang berhenti merokok,” kata ketua peneliti Dr Scott Willis dalam siaran pers.
Para peneliti menyarankan perlunya bantuan nutrisi dan manajemen berat badan yang lebih baik bagi mereka yang mencoba berhenti merokok.
Dengan memahami perubahan pola makan yang mungkin terjadi setelah berhenti merokok, perokok dapat lebih siap menghadapi tantangan ini dan menjaga berat badan tetap sehat. ***
Komentar Anda