Penggunaan Media Sosial Berlebihan Picu Risiko Merokok dan Vaping pada Anak Muda
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kebiasaan merokok dan vaping pada remaja.
PORTAL BONTANG – Penelitian terbaru mengungkap bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di media sosial, semakin besar pula Risiko Anak Muda untuk Merokok dan Vaping.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Thorax menunjukkan bahwa menghabiskan waktu satu jam sehari di media sosial dapat meningkatkan risiko merokok dan vaping hingga dua kali lipat.
Sementara itu, mereka yang menghabiskan lebih dari tujuh jam sehari di media sosial berisiko tiga kali lipat lebih tinggi, demikian dilansir Portalbontang.com dari Medical Daily, Selasa 21 Mei 2024.
Baca Juga: Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat, PP Muhammadiyah Sampaikan Duka Cita
Penelitian ini melibatkan 10.808 peserta dari UK Household Longitudinal Study 2015-21.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kebiasaan merokok, vaping, dan keduanya lebih umum di kalangan pengguna berat media sosial.
“Mereka yang menghabiskan kurang dari 1 jam sehari di media sosial memiliki risiko 92% lebih tinggi untuk menjadi perokok dibandingkan dengan mereka yang tidak menghabiskan waktu di media sosial. Sedangkan mereka yang menghabiskan 7 jam atau lebih per hari memiliki risiko 3,5 kali lebih tinggi,” demikian pernyataan dalam siaran pers penelitian tersebut.
Para peneliti berpendapat bahwa peningkatan risiko merokok di kalangan pengguna media sosial disebabkan oleh paparan iklan dan promosi produk rokok yang lebih banyak.
Baca Juga: Sendok Elektrik Inovatif dari Jepang, Solusi untuk Mengurangi Konsumsi Garam
Hal ini termasuk iklan bertarget berdasarkan algoritma serta promosi oleh influencer media sosial berbayar yang seringkali menggambarkan merokok dan vaping sebagai aktivitas yang trendi dan menarik.
Selain itu, media sosial juga dapat menjadi bentuk kecanduan yang memiliki kesamaan dengan perilaku adiktif lainnya.
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kerentanan terhadap perilaku adiktif seperti merokok.
Baca Juga: Usai Resmikan Starlink, Elon Musk Janji ke Jokowi Bakal Investasi Jangka Panjang di Indonesia
Karena media sosial merupakan area yang sebagian besar tidak diawasi oleh orang tua atau pengasuh, hal ini dapat mendorong perilaku melanggar pada anak-anak.
Para peneliti menyarankan agar algoritma media sosial tidak mempromosikan produk yang tidak boleh dibeli secara legal oleh individu tertentu.
Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya legislasi dan penegakan hukum terkait masalah kesehatan yang disebabkan oleh perusahaan sebagai bagian inti dari keamanan online dan perlindungan anak. ***
Join channel WhatsApp Portalbontang.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya
Join now