Kurang tidur dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari penambahan berat badan dan sistem kekebalan tubuh yang melemah hingga meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan penyakit jantung, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup dan umur panjang.
Baca Juga: Kantor UNRWA di Yerusalem Timur Dibakar, Keamanan Staf Terancam, Israel Sebut Pelaku di Bawah Umur
Tidur memengaruhi setiap aspek kesehatan. Ketika tidak bisa tidur lebih nyenyak, itu membuat tubuh stres di mana hormon stres kortisol dilepaskan dalam jumlah berlebihan.
Peningkatan kortisol basal ini menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan melemahnya pembuluh darah dan penyakit jantung.
“Tidur juga membantu kita mengatur hormon lapar dan kenyang sehingga hormon lapar ghrelin dilepaskan dalam jumlah lebih banyak saat kita tidak cukup tidur dan hormon kenyang leptin diproduksi dalam jumlah lebih sedikit,” jelas Dr. Holliday-Bell.
Baca Juga: 5 Minuman Penunjang Diet, Ampuh Membakar Lemak dan Turunkan Berat Badan
“Kita juga cenderung kurang aktif saat kurang tidur dan lebih mungkin membuat pilihan makanan yang buruk yang mengarah pada peningkatan risiko obesitas. Sistem kekebalan tubuh kita diatur dan berfungsi paling baik di malam hari, jadi kurang tidur secara terus-menerus meningkatkan risiko infeksi. Kita juga secara signifikan lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi ketika kita tidak cukup tidur. Dengan memprioritaskan dan mendapatkan kualitas tidur yang baik, kita dapat mengurangi risiko semua kondisi ini, yang mengarah pada peningkatan umur panjang,” tambahnya.
Hubungan antara stres dan tidur bekerja dua arah.
Stres yang tinggi dapat mengganggu kualitas dan durasi tidur, sementara kurang tidur dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.
Komentar Anda