PORTAL BONTANG – Pernahkah Anda bangun tidur dengan sakit kepala dan merasa lesu sepanjang hari?
Apakah Anda seringkali ketiduran secara tiba-tiba atau bergantung pada tidur siang atau kafein untuk menjalani rutinitas harian?
Menurut Dr. Angela Holliday-Bell, seorang dokter bersertifikat dan ahli kesehatan tidur klinis bersertifikat, ini semua adalah tanda-tanda atau dampak kurang tidur.
Baca Juga: Riezky Delastama, Mantan Asisten Staf Khusus Presiden Maju Sebagai Calon Wawali Semarang
Sebuah laporan survei dari Gallup menunjukkan bahwa 57 persen orang dewasa Amerika Serikat merasa akan lebih baik jika mereka bisa tidur lebih nyenyak.
Ada hubungan yang jelas antara peningkatan tingkat stres dan penurunan kualitas tidur, menurut survei tersebut.
Dari mereka yang menyatakan membutuhkan lebih banyak tidur, 63% melaporkan tingkat stres yang lebih tinggi, sementara hanya 31% dari mereka yang puas dengan tidurnya yang mengalami tingkat stres serupa.
Baca Juga: Kemerdekaan Pers Terancam, IJTI Minta DPR Kaji Ulang Draf Revisi UU Penyiaran
“Stres memicu sistem respons fight-or-flight tubuh yang mengarah pada peningkatan pelepasan hormon kortisol. Hal ini menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan, membuat Anda lebih terangsang, dan menempatkan Anda dalam keadaan yang tidak kondusif untuk tidur. Ini sering menyebabkan kesulitan tidur dan nyenyak, serta berada dalam tahap tidur ringan lebih lama dari yang seharusnya,” kata Dr. Holliday-Bell, yang juga merupakan pendiri dan CEO dari perusahaan pembimbing tidur, The Solution is Sleep, kepada Medical Daily dan dikutip Portalbontang.com, Minggu 12 Mei 2024.
Kurang tidur bukan hanya tentang merasa lelah atau lesu; ini juga dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang serius.
Kurang tidur dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari penambahan berat badan dan sistem kekebalan tubuh yang melemah hingga meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan penyakit jantung, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup dan umur panjang.
Baca Juga: Kantor UNRWA di Yerusalem Timur Dibakar, Keamanan Staf Terancam, Israel Sebut Pelaku di Bawah Umur
Tidur memengaruhi setiap aspek kesehatan. Ketika tidak bisa tidur lebih nyenyak, itu membuat tubuh stres di mana hormon stres kortisol dilepaskan dalam jumlah berlebihan.
Peningkatan kortisol basal ini menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan melemahnya pembuluh darah dan penyakit jantung.
“Tidur juga membantu kita mengatur hormon lapar dan kenyang sehingga hormon lapar ghrelin dilepaskan dalam jumlah lebih banyak saat kita tidak cukup tidur dan hormon kenyang leptin diproduksi dalam jumlah lebih sedikit,” jelas Dr. Holliday-Bell.
Baca Juga: 5 Minuman Penunjang Diet, Ampuh Membakar Lemak dan Turunkan Berat Badan
“Kita juga cenderung kurang aktif saat kurang tidur dan lebih mungkin membuat pilihan makanan yang buruk yang mengarah pada peningkatan risiko obesitas. Sistem kekebalan tubuh kita diatur dan berfungsi paling baik di malam hari, jadi kurang tidur secara terus-menerus meningkatkan risiko infeksi. Kita juga secara signifikan lebih mungkin mengalami kecemasan dan depresi ketika kita tidak cukup tidur. Dengan memprioritaskan dan mendapatkan kualitas tidur yang baik, kita dapat mengurangi risiko semua kondisi ini, yang mengarah pada peningkatan umur panjang,” tambahnya.
Hubungan antara stres dan tidur bekerja dua arah.
Stres yang tinggi dapat mengganggu kualitas dan durasi tidur, sementara kurang tidur dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.
Baca Juga: Promosi Budaya Nasional ke Dunia, Kebaya Diajukan ke UNESCO, Gandeng 4 Negara ASEAN
Untuk menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kualitas tidur, Dr. Holliday-Bell merekomendasikan penerapan ritual sederhana sebelum tidur seperti berendam air hangat dan memasukkan praktik relaksasi seperti meditasi.
Ia pun menganjurkan untuk melakukan rutinitas relaksasi sebelum tidur secara konsisten untuk membantu meredakan stres dan ketegangan.
Ini harus mencakup beberapa aktivitas yang menenangkan seperti mandi air hangat, mendengarkan musik, dan/atau membaca buku.
Membuat jurnal rasa syukur sebelum tidur juga merupakan cara yang bagus untuk mengatasi stres.
Lakukan aktivitas brain dump di malam hari di mana Anda meluangkan waktu 10 hingga 15 menit untuk menuliskan semua pikiran yang muncul di benak Anda sehingga Anda cenderung tidak merenungkannya saat Anda mencoba untuk tertidur.
“Saya juga merekomendasikan untuk memasukkan teknik relaksasi seperti meditasi, relaksasi otot progresif, dan imajinasi terpandu untuk membantu meredakan stres dan kecemasan serta membuat Anda lebih mudah tertidur,” saran Dr. Holliday-Bell. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda