PORTAL BONTANG – Di tengah hiruk pikuk kota Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, melodi gamelan Sunda yang mempesona menggema di Auditorium Bellefield Hall, University of Pittsburgh, pada 13 April lalu.
Alunan musik tradisional khas Jawa Barat ini, yang diajarkan dan dipromosikan oleh Universitas Pittsburgh, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas musisi dan cendekiawan di kota berjuluk Kota Baja ini.
Profesor Andrew Weintraub, PhD, seorang etnomusikolog yang berdedikasi, adalah sosok di balik semaraknya gamelan Sunda di University of Pittsburgh.
Baca Juga: Mudah dan Cepat! Cara Mengedit File PDF di Laptop dan HP
Kecintaannya pada musik Indonesia bagaikan lentera yang menerangi ruang-ruang akademis di alma maternya.
Andrew mendirikan grup gamelan Sunda di universitas ini, University Gamelan Ensemble, pada tahun 1997.
Grup ini secara berkala mengadakan konser yang tidak hanya dinikmati oleh kalangan civitas academica, tetapi juga terbuka untuk umum.
Bagi Andrew, gamelan Sunda adalah musik yang bergema jauh di dalam jiwanya.
Baca Juga: Tips Jelajahi Street Food Terbaik Dunia
Ia terinspirasi oleh pengalamannya selama bertahun-tahun meneliti dan belajar gamelan Sunda di Indonesia.
Andrew ingin melestarikan dan mempromosikan tradisi Sunda yang kurang dikenal di Amerika Serikat.
Konser gamelan Sunda pada 13 April lalu merupakan puncak dari acara simposium dua hari bertajuk “Politik Bunyi Kontemporer di Indonesia”.
“Sebelum konser, ada dua hari seminar. Kami kombinasi simposium dan konser pada satu weekend supaya orang yang ikut simposium bisa ikut atau bisa menonton program gamelan. Dan juga supaya mahasiswa dan kolega di Universitas Pittsburgh tahu bahwa program ini memang tidak hanya untuk memainkan gamelan, tapi ada bagian intelektual yang cukup kuat di program studi etnomusikologi dan Indonesia,” ujar Andrew, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia.
Konser ini juga menjadi penghormatan kepada pionir musik gamelan Sunda di Amerika, Undang Sumarna.
Undang Sumarna, yang baru saja memasuki masa pensiun, telah mengajar gamelan Sunda di University of California, Santa Cruz (UCSC) selama lebih dari 40 tahun.
Ribuan mantan mahasiswanya telah menyebar di seluruh Amerika dan sebagian di antaranya mengajar atau membentuk grup gamelan Sunda.
Baca Juga: Bahaya Minyak Goreng Bekas dan Cara Menjernihkannya untuk Digunakan Kembali
Andrew Weintraub dan Jay Michael Arms, PhD, yang kini mengajar gamelan Sunda di University of Pittsburgh, adalah dua contoh murid Pak Undang.
Mereka berdua terinspirasi oleh dedikasi Pak Undang pada seni dan komitmennya untuk melestarikan dan menyebarkan musik Sunda.
Kisah musik Sunda di Amerika berkelindan dengan kisah Pak Undang.
Baca Juga: 7 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Minum Teh Hijau, Cara agar Mendapatkan Manfaat Optimal
Sejak tahun 1974, ia mengabdikan hidupnya untuk mengajar musik Sunda di Amerika Serikat.
Pak Undang telah berhasil menumbuhkan kecintaan pada gamelan Sunda di kalangan mahasiswa dan masyarakat Amerika.
“Semula saya nggak tahu kalau anak-anak itu mengadakan konser untuk saya. Waktu itu anak-anak datang ke rumah, terus nanyain (apa saya bisa datang). Saya bilang nggak bisa, karena terlalu jauh (dan) saya baru pulang dari rumah sakit. Makanya saya menyuruh dua anak (Cia Garcia dan Ed Garcia) yang menari dan yang main kendangnya itu. Mereka anak-anak dari Santa Cruz. Mereka mahasiswa saya. Saya bilang, kamu ke sana, ke Pittsburgh. Tolong itu Andrew dan Jay untuk pertunjukan. Kebetulan mereka itu suami-istri,” ungkapnya.
Warisan Pak Undang tidak hanya terlihat dari grup-grup gamelan Sunda yang bermunculan di seluruh Amerika, tetapi juga dari para muridnya yang menjadi profesor dan duta budaya Sunda di berbagai universitas dan komunitas. ***
Komentar Anda