PORTAL BONTANG – Banyak informasi simpang siur mengenai hubungan antara makanan dan kesehatan kulit.
Faktanya, ada bukti ilmiah yang mengaitkan konsumsi makanan dan minuman tertentu dengan peningkatan risiko jerawat, psoriasis, dermatitis atopik, rosacea, dan masalah kulit lainnya.
Artikel ini membahas hubungan antara makanan dan kondisi kulit tersebut, serta bagaimana perubahan pola makan dapat membantu Anda, dilansir Portalbontang.com dari Healthline.
Diet dan Jerawat
Minat masyarakat untuk mengetahui makanan yang dapat memperbaiki atau memperburuk masalah kulit semakin meningkat.
Salah satu area penelitian utama adalah hubungan antara diet dan jerawat.
“Kita semua pernah mendengar bahwa gula dan susu olahan dairy dapat memperburuk jerawat, dan kebetulan diet Barat tinggi akan kandungan keduanya,” ujar Dr. Vivian Shi, associate professor dermatologi di University of Arkansas for Medical Sciences, Little Rock.
Baca Juga: PT Benings Pratama Group Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Admin Accounting
Produk susu olahan, daging merah, dan karbohidrat dapat dipecah menjadi leusin, asam amino penting yang ditemukan dalam protein.
Leusin dan gula bersama-sama dapat menghasilkan insulin, yang melalui jalur berbeda, dapat mencapai kulit.
Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat, Cutibacterium acnes.
Baca Juga: PT Berdaya Dinegeri Sendiri Buka Lowongan Kerja untuk Posisi HRD Staff
Produk susu dan olahannya juga dapat meningkatkan senyawa tertentu yang meningkatkan risiko jerawat.
Namun, tidak semua jenis susu sapi sama bahayanya untuk jerawat.
Dr. Shi mempertanyakan mengapa susu 2% memiliki warna dan kandungan nutrisi yang sangat mirip dengan susu murni.
Ia menemukan bahwa produsen susu sering menambahkan whey protein untuk mengembalikan beberapa nutrisi yang hilang saat proses pemisahan lemak.
“Whey protein dapat memperparah jerawat,” kata Dr. Shi.
“Jadi, jika Anda harus memilih susu, dari sudut pandang kesehatan kulit, lebih baik menggunakan susu murni. Jika bisa mendapatkan susu organik, itu lebih baik lagi.”
Sebaliknya, susu skim justru paling mungkin menyebabkan jerawat.
Baca Juga: PT. Mutualplus Global Resources Buka Lowongan Kerja Frontliner di Bontang
Diet dan Psoriasis
Tinjauan komprehensif terhadap 55 penelitian yang mengevaluasi diet dan psoriasis menemukan bahwa obesitas dapat memperburuk kondisi ini.
Bukti terkuat menunjukkan bahwa penurunan berat badan melalui diet rendah kalori pada orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas dapat membantu.
Bukti lain menunjukkan bahwa alkohol dapat menurunkan respons terhadap pengobatan dan terkait dengan psoriasis yang lebih parah.
Baca Juga: Gramedia Buka Lowongan Kerja untuk Store Apprentice di Bontang
Selain itu, diet bebas gluten atau suplemen vitamin D dapat membantu beberapa penderita psoriasis.
“Sebagian besar pasien psoriasis kami kekurangan vitamin D,” kata Dr. Shi.
Diet dan Dermatitis Atopik
Baca Juga: Titik Lokasi Nobar Indonesia vs Uzbekistan di Bontang, Peluang Timnas Menuju Final Piala Asia U-23
Dermatitis atopik adalah salah satu penyakit yang terkait dengan diet.
Para peneliti menemukan bahwa synbiotik (kombinasi prebiotik dan probiotik) tidak dapat mencegah dermatitis atopik, tetapi dapat membantu mengobatinya pada orang dewasa dan anak-anak di atas 1 tahun.
Selain itu, synbiotik lebih bermanfaat daripada probiotik dalam mengatasi kondisi tersebut.
Namun, American Academy of Dermatology belum mengeluarkan rekomendasi tentang prebiotik atau probiotik untuk dermatitis atopik.
Baca Juga: Tips Aman Membeli Tiket Konser di Era Digital, Hati-Hati Jadi Korban Penipuan
Diet dan Rosacea
Rosacea diduga dipicu oleh “hal-hal menyenangkan dalam hidup” seperti sinar matahari, alkohol, cokelat, makanan pedas, dan kafein.
Pada penderita rosacea, makanan tersebut dapat menyebabkan kemerahan pada wajah, edema, rasa terbakar, dan peradangan.
Baca Juga: Lowongan Kerja PT. Borneos.co untuk Posisi Staff Finance & Accounting
Makanan tertentu dapat mengaktifkan reseptor kulit dan neuron sensorik, yang dapat melepaskan senyawa yang berdampak pada sel mast dalam darah yang menyebabkan flushing (kulit memerah).
Bukti menunjukkan bahwa hubungan antara kesehatan kulit dan usus juga mungkin berperan.
“Itulah mengapa makanan memiliki dampak yang cukup besar pada rosacea,” kata Dr. Shi. ***
Komentar Anda