Namun, kontribusi masyarakat tetaplah dibutuhkan untuk memaksimalkan pencegah dan pemberantasan edaran uang palsu ini.
“Jika masyarakat memiliki keresahan terkait uang palsu, bisa segera melapor misalnya ke BI. Nanti BI akan merespon dan melakukan penelitian terhadap fisik uang tersebut. Jika BI sudah menyatakan itu palsu, maka akan dilakukan pengamatan dan penelusuran sumber uang tersebut,” ucapnya.
Untuk ini lanjut Tinuk, masyarakat diimbau dapat terus kooperatif dan berperan aktif.
Demikian pula toko kelontong maupun swalayan, bisa mulai menggunakan sensor untuk mendeteksi keaslian Rupiah.
Hal ini dapat membantu mencegah dan mendeteksi lebih awal peredaran uang palsu.
Baca Juga: Kiat Jitu Memberikan Obat Sirup pada Anak, Tanpa Drama dan Sesuai Dosis
“Ini penting agar lebih mudah terdeteksi,” tambahnya.
Untuk momen lebaran dan usai lebaran, Tinuk pun memberikan beberapa tips agar tidak tertipu dan mendapatkan uang palsu.
Pertama, kita harus teliti dengan bahan, ukuran, gambar, dan warna dari uang tersebut.
Baca Juga: Mengenali dan Mengatasi Gangguan Mental pada Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan
Periksa apakah uang tersebut mirip dengan uang asli, dari segi ukuran, gambar, hingga bahan.
Kedua, jangan mudah tergiur dan terburu-buru.Tukarkanlah uang di tempat resmi seperti Bank Indonesia.
Selain karena tidak memiliki biaya tambahan, uang di Bank telah terjamin keasliannya.
“Saya harap masyarakat tidak tergiur untuk menukarkan uang di tempat yang tidak resmi. Karena tempat seperti itu biasanya memiliki biaya tambahan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan keaslian uangnya,” tutupnya. ***
Komentar Anda