“Perjanjian lisensi mengizinkan penerima lisensi hak untuk menggunakan merek Shell sesuai dengan standar Shell di wilayah tersebut,” tambahnya.
Artinya, Citadel Pacific dan Sefas Group akan tetap mengoperasikan SPBU dengan standar, kualitas produk, dan layanan yang selama ini dijaga oleh Shell. Pasokan bahan bakar pun, menurut Susi, masih akan dikendalikan oleh pihak Shell untuk menjamin kualitasnya.
Bagi para pelanggan, ini tentu menjadi kabar melegakan. Tim yang selama ini melayani di SPBU Shell pun dipastikan tidak akan berubah.
“Tim yang melayani para pelanggan di jaringan SPBU Shell tidak akan berubah dan kegiatan bisnis jaringan SPBU Shell akan terus berjalan seperti biasa. Shell tetap berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasional yang aman dan andal,” ujar Susi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa langkah korporasi ini tidak mencakup seluruh lini bisnis Shell di Indonesia. Bisnis pelumas Shell, yang juga memiliki pangsa pasar signifikan dan terus berkembang, tetap berada di bawah kendali Shell.
“Pengalihan kepemilikan bisnis tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia,” tegas Susi.
Ini menunjukkan fokus strategis Shell yang mungkin berbeda antara segmen ritel BBM dan produk hilir lainnya seperti pelumas.
Langkah bisnis Shell ini terjadi di tengah dinamika industri energi global yang terus berubah. Banyak perusahaan energi multinasional melakukan peninjauan portofolio aset mereka, fokus pada bisnis inti yang lebih menguntungkan atau sejalan dengan tren transisi energi.
Komentar Anda