Portalbontang.com, Jakarta – Bayang-bayang gagal panen akibat cuaca ekstrem yang melanda berbagai wilayah Indonesia pada awal tahun 2025 menjadi alarm bagi ketahanan pangan nasional.
Di tengah tantangan ini, Indonesia Financial Group (IFG) sebagai holding BUMN asuransi, penjaminan, dan investasi, mengambil langkah strategis dengan memperluas cakupan perlindungan risiko bagi para petani melalui PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Upaya ini krusial untuk menjaga stabilitas produksi pangan dan mendukung cita-cita swasembada.
Baca Juga: Cuan Gede! BSI Guyur Dividen Rp1,05 Triliun, Anggoro Eko Cahyo Jadi Panglima Baru BRIS
Ancaman perubahan iklim bukan lagi isapan jempol. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam beberapa laporan terakhirnya telah memproyeksikan peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem, seperti kekeringan panjang di beberapa daerah dan curah hujan di atas normal di daerah lain, yang signifikan mempengaruhi siklus tanam dan potensi hasil panen.
Kondisi ini diperparah dengan serangan hama dan penyakit tanaman yang semakin sulit diprediksi, menempatkan petani dalam posisi rentan.
Menjawab tantangan tersebut, program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang dijalankan Jasindo menjadi salah satu benteng pertahanan.
Hingga akhir 2024, AUTP telah melindungi lebih dari 278 ribu hektare lahan Pertanian dengan menjangkau hampir 500 ribu petani di seluruh nusantara.
Baca Juga: Bontang Godok Ulang Peta Pembangunan: Integrasi IKN dan Visi Berkelanjutan Jadi Fokus Revisi RTRW
Sebagai contoh konkret, di Provinsi Jawa Barat, salah satu lumbung padi nasional, sekitar 90 ribu hektare sawah telah terproteksi, dengan realisasi klaim mencapai Rp10,8 miliar yang disalurkan kepada 272 kelompok tani.
Kabupaten Karawang, yang dikenal sebagai salah satu tulang punggung produksi beras nasional, mencatatkan diri sebagai wilayah dengan cakupan perlindungan terluas, yakni lebih dari 40 ribu hektare sawah.
Langkah proaktif IFG ini sejalan dengan salah satu poin Nawacita Pemerintah Indonesia, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis, termasuk Kedaulatan Pangan.
Baca Juga: Bontang Siapkan Generasi Emas 2045, Puluhan Kepala Sekolah SD-MI Dibekali Pelatihan Kesehatan Mental
Skema asuransi pertanian seperti AUTP terbukti efektif memberikan rasa aman kepada petani, sehingga mereka lebih berani mengambil risiko tanam dan menjaga keberlangsungan produksi.
Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji, menegaskan peran vital korporasi dalam menjaga fondasi bangsa.
“Ketahanan pangan adalah fondasi kemandirian bangsa. Melalui perlindungan risiko yang diberikan Jasindo, IFG berperan aktif dalam mendukung upaya pemerintah mencapai swasembada pangan dan ketahanan nasional yang berkelanjutan,” ujarnya.
Denny menambahkan, “IFG hadir bukan hanya sebagai institusi keuangan, tetapi sebagai mitra pembangunan nasional. Kami percaya bahwa asuransi tidak hanya menanggung potensi kerugian, melainkan juga mendorong petani untuk lebih berani dalam berproduksi dan berinvestasi.”
Baca Juga: Bea Cukai Saudi Sita 1.000 Bungkus Rokok Jemaah Haji Indonesia, PPIH Turun Tangan
Selain fokus pada proteksi terhadap risiko gagal panen akibat banjir, kekeringan, dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), Jasindo juga gencar melakukan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan literasi asuransi pertanian di kalangan petani.
Sejumlah tim khusus telah dibentuk untuk turun langsung ke lapangan, memberikan pemahaman mendalam mengenai manfaat dan mekanisme asuransi.
Melalui serangkaian inisiatif ini, IFG sebagai holding strategis BUMN menunjukkan komitmennya tidak hanya dalam mendukung ketahanan pangan, tetapi juga berkontribusi nyata pada pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus memperkokoh pilar kemandirian bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita nasional. ***
Discussion about this post