Ia menekankan bahwa kualitas pelayanan SPPG seharusnya terus meningkat, bukan sebaliknya.
Kasus terbaru yang memicu perhatian publik adalah KLB keracunan mbg di Kota Bogor, yang terjadi pada periode pembagian antara 6 hingga 9 Mei 2025.
Baca Juga: Kesempatan Karir di WOM Finance Bontang! PT Swapro International Membuka Lowongan
Pelaksanaan program di wilayah tersebut ditangani oleh SPPG Bina Insani. Hingga Kamis (15/5/2025), Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat total korban terdampak mencapai 223 siswa dari berbagai sekolah.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, pada Senin (12/5/2025), telah mengumumkan hasil uji laboratorium dari Labkesda Kota Bogor.
“Saya menerima laporan hasil uji lab dari Labkesda. Hasilnya memang menunjukkan beberapa bahan makanan mengandung bakteri E. coli dan Salmonella,” kata Dedie Rachim kepada awak media di Rumah Dinas Wali Kota Bogor.
Dedie merinci temuan bakteri tersebut.
“Bakteri ini muncul dari ceplok telor yang dipakai bumbu barbeque, yang kedua dari tumis toge dan tahu yang terindikasi mengandung Salmonella,” jelasnya.
Program MBG sendiri merupakan inisiatif pemerintah berskala nasional yang bertujuan meningkatkan status gizi jutaan anak dan ibu di seluruh Indonesia.
Data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) per awal tahun 2025 menunjukkan program ini telah menjangkau lebih dari 5.000 SPPG di berbagai daerah.
Discussion about this post