Pemandangan ini makin menegaskan: wisata lingkungan kita tak hanya milik warga lokal, tapi juga magnet bagi pendatang.
Maka, membenahi fasilitas bukan lagi pilihan—melainkan keniscayaan.
Baca Juga: Hardiknas 2025: Bontang Dorong Transformasi Pendidikan Digital, 256 Guru Negeri Terima Laptop
Dalam peninjauan tersebut, Wali Kota tidak sendiri. Turut mendampingi Sekretaris Daerah Bontang Aji Erlynawati, Kepala Bidang Pariwisata M. Ihsan, serta Sekretaris Lurah Berbas Pantai, Sinar Alif Mulyadi.
Mereka menyaksikan langsung apa yang perlu dikerjakan dan diperbaiki.
Langkah ini sejalan dengan semangat Bontang yang ingin tampil bukan hanya sebagai kota industri, tetapi juga sebagai kota destinasi.
Kota yang tidak kehilangan ruang hijaunya, tidak abai pada keindahan alamnya, dan peduli pada kenyamanan warganya—dan pengunjungnya.
Baca Juga: Misteri Dibalik Perbuatan: Ketika Cara Berpikir Jadi Pengendali
Menurut data Kemenparekraf, tren wisata berbasis alam dan edukasi lingkungan meningkat pascapandemi.
Kawasan mangrove menjadi salah satu yang paling diminati wisatawan karena menawarkan pengalaman menyatu dengan alam, tanpa kehilangan sentuhan lokal.
Artinya, Bontang punya peluang besar. Tinggal kemauan bersama untuk menjaga dan mengembangkan. ***
Discussion about this post