Portalbontang.com, Bogor – Kasus dugaan kekerasan yang menyeret nama Oriental Circus Indonesia (OCI) di bawah naungan Taman Safari Indonesia (TSI) kembali menjadi sorotan publik.
Isu ini mengemuka setelah sejumlah mantan pemain sirkus mengungkapkan kisah pilu mereka saat bekerja, mulai dari kekerasan hingga dugaan hilangnya identitas pribadi.
Menanggapi polemik yang mencuat, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turun langsung memfasilitasi pertemuan antara manajemen TSI dan para eks anggota OCI.
Dalam keterangannya, Dedi menegaskan bahwa secara hukum kasus tersebut telah mendapatkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), namun masih ada jalur gugatan hukum yang ditempuh oleh kuasa hukum korban.
“Kalau dari sisi hukum peristiwanya sudah terselesaikan, sudah SP3, kecuali melakukan gugatan yang lain itu hak ranahnya pengacara (eks pemain sirkus),” kata Dedi dalam video di kanal YouTube resminya yang tayang pada Selasa, 29 April 2025.
Alih-alih terus bertarung di jalur hukum, Dedi justru mendorong agar kedua pihak menyelesaikan konflik secara kekeluargaan. Ia menilai, persoalan ini lebih tepat disikapi dengan pendekatan kemanusiaan.
“Dari sisi personal, saya sudah mengajak keluarga Taman Safari bertemu dengan mereka (eks pemain sirkus) yang merasa hilang identitasnya,” ujar Dedi.
“Nanti pasti ada solusi yang sifatnya personal, kalau aspek normatif tidak akan selesai, gugat-gugatan tidak akan selesai,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Taman Safari Indonesia, Aswin Sumampau, menegaskan bahwa pihaknya memberikan perhatian serius terhadap laporan kekerasan tersebut.
Ia menyayangkan jika tudingan terhadap oknum di OCI justru berdampak buruk terhadap institusi Taman Safari secara keseluruhan.
Baca Juga: iPhone 18 Siap Hadirkan Memori Super Kencang, Siap Tampung Kecerdasan Buatan Apple
“Kita sungguh-sungguh membuat pengertian bahwa yang menjadi berita di akhir-akhir ini itu sebenarnya kan OCI, dengan personal personal ataupun oknum-oknum yang dituduh seperti itu,” kata Aswin.
“Di Taman Safari, kita memiliki ribuan karyawan dan kita selalu menjunjung tinggi yang namanya HAM, kemanusiaan, hukum kita selalu junjung tinggi,” lanjutnya.
Sebagai informasi tambahan, polemik ini bermula dari kesaksian sejumlah mantan pemain OCI yang merasa diperlakukan tidak manusiawi.
Kasus ini bahkan sempat viral di media sosial dan menjadi sorotan banyak aktivis HAM.
Baca Juga: Meta Rilis Aplikasi AI Canggih: Bisa Diajak Ngobrol Suara dan Ingat Kebiasaan Pengguna
Beberapa di antaranya mengajukan aduan ke lembaga terkait. Sementara itu, Komnas HAM disebut tengah menelaah laporan lanjutan dari korban. ***