Portalbontang.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengungkapkan rencana kebijakan untuk mengirim siswa kategori “nakal” ke barak militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) guna mendapatkan pembinaan karakter berbasis kedisiplinan dan kemandirian.
Menurut Dedi, langkah ini diambil untuk menyelamatkan generasi muda yang sulit dibina melalui jalur pendidikan formal di sekolah maupun arahan orang tua di rumah.
Ia menilai, perilaku remaja yang terlibat kenakalan bahkan tindak kriminal saat ini menjadi tantangan serius.
Baca Juga: Prabowo Perintahkan Evaluasi Total, Rosan Roeslani Sebut Danantara Kelola 844 Perusahaan
“Kebijakan (siswa nakal) ke barak militer itu untuk mengembalikan jati diri anak,” ujar Dedi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Selasa, 29 April 2025.
Dedi menambahkan, pembinaan di barak TNI akan berfokus pada pola hidup disiplin serta pembentukan karakter yang sesuai dengan usia remaja.
“Termasuk pada pola disiplin, pola hidup yang sesuai dengan sikap dan sifat masa remajanya,” terangnya.
Ia berharap, melalui pelatihan ini, remaja di Jawa Barat mampu memiliki visi hidup yang jelas dan masa depan yang lebih baik.
“Saya harap mereka bisa terarah memiliki visi dan memiliki masa depan yang baik,” tegasnya.
Lebih jauh, Dedi menjelaskan bahwa program pendidikan karakter di barak militer akan mencakup pelatihan disiplin, penguatan mentalitas, dan pembiasaan perilaku mandiri.
“Mereka akan mengikuti pelatihan disiplin, mentalitas, dan mengembalikan perilaku yang mandiri,” tutur Dedi.
Meski demikian, Dedi menekankan bahwa pengiriman siswa nakal ke barak militer harus melalui persetujuan penuh dari orang tua.
“Bagaimana pun mereka masih di bawah perwalian dari orang tuanya,” katanya.
“Artinya orang tuanya memiliki kesadaran untuk menyerahkan mereka melewati Pendidikan Militer sebagai bentuk pembentukan disiplin dan karakter,” tandasnya.
Kebijakan pembinaan remaja melalui pendidikan semi-militer bukanlah hal baru di Indonesia.
Baca Juga: Ini Daftar ASN yang Dikecualikan dari Aturan Wajib Naik Transportasi Umum di Jakarta Setiap Rabu
Pada tahun 2018, misalnya, program serupa pernah diinisiasi dalam bentuk Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) oleh beberapa pemerintah daerah untuk membangun kedisiplinan dan karakter nasionalisme di kalangan pelajar.
Meski begitu, beberapa pakar pendidikan menilai pendekatan militeristik perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak bertentangan dengan prinsip hak asasi anak. ***
Komentar Anda