Portalbontang.com, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menyuarakan visinya untuk memakmurkan petani Indonesia.
Dalam kegiatan Tanam Raya Bersama yang digelar di Sumatera Selatan, Rabu (23/4/2025), ia menyampaikan harapan agar para petani dapat hidup sejahtera—bahkan memiliki rumah yang layak dan kendaraan mewah.
“Petani makmur itu tandanya punya rumah bagus dan mobil mewah,” ungkap Prabowo saat menyampaikan sambutan di hadapan para petani dan pemerintah daerah.
Baca Juga: Jelang Ujian Seleksi PPPK Tahap 2 TA 2024, Pemkot Bontang Tegaskan Tak Ada Ruang untuk Kecurangan
Menurutnya, ketahanan pangan adalah kunci utama dalam menjaga stabilitas bangsa.
Ia menegaskan, selama Indonesia mampu memproduksi pangan secara mandiri, negara akan tetap aman.
“Kalau pangan kita aman, negara aman. Nggak usah takut saham naik atau turun,” kata Prabowo.
“Yang sekarang penting adalah pemerataan kekayaan, tidak boleh terpusat di segelintir orang,” tambahnya.
Baca Juga: Prabowo Uji Coba Drone Pertanian di Ogan Ilir: 25 Hektare Sawah Disemai dalam Sehari
Namun di tengah semangat pemerataan tersebut, suara dari petani di lapangan justru menggambarkan kenyataan yang berbeda.
Keluhan muncul dari para petani di Kabupaten Mesuji, Lampung, terkait harga gabah yang anjlok jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, salah satu petani mengungkapkan hanya bisa menjual gabahnya di harga Rp5.400 per kg.
Baca Juga: Viral Mobil Polisi Dibakar di Depok, Dedi Mulyadi: Itu Ulah Preman, Bukan Tanggung Jawab Ormas
“Tidak sesuai omongan, katanya harga padi standar Rp6.500, tapi di Lampung Selatan, harga anjlok,” tegas petani tersebut dalam cuplikan video di akun Facebook Edi Pertanian Milenial.
Padahal, imbuhnya, gabah yang dijual adalah jenis varietas A1, yang dikenal sebagai salah satu varietas unggul.
“Padahal ini padi A1. Gimana ini, Pak Prabowo?” ujarnya kecewa.
Fenomena anjloknya harga gabah bukan kali ini saja terjadi. Berdasarkan laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) awal April 2025, fluktuasi harga gabah terjadi di berbagai wilayah akibat lonjakan panen raya dan lambatnya penyerapan oleh Bulog.
Baca Juga: Kembali Terjerat Narkoba, Fachri Albar Diamankan Polisi
Sebagai catatan, pemerintah telah menetapkan HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp6.000/kg dan Rp6.500/kg di penggilingan.
Namun lemahnya pengawasan di lapangan membuat tengkulak masih mendominasi skema pembelian, sehingga petani merugi.
Kondisi ini memunculkan kritik publik bahwa narasi kesejahteraan yang digaungkan di tingkat pusat belum sepenuhnya menyentuh realitas ekonomi petani di desa-desa. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda