ASN Setda Bontang Tanam Pohon dan Biopori usai Pengangkatan PPPK dan Kenaikan Pangkat PNS
ASN Bontang tanam pohon dan lubang biopori untuk kurangi banjir dan emisi. Komitmen nyata hijaukan kota dan lawan krisis iklim.
Portalbontang.com, Bontang – Sebanyak 29 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bontang melaksanakan kegiatan penanaman pohon dan pembuatan lubang resapan Biopori pada Kamis, 17 April 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya konkret pemerintah kota dalam menanggulangi perubahan iklim dan risiko banjir yang semakin meningkat.
Para ASN yang terlibat terdiri dari 22 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang baru menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan, serta 7 Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang baru saja mendapatkan kenaikan pangkat.
Baca Juga: Jokowi Pamer Ijazah Asli dan Jawab Sindiran Kacamata Rusak
Dilansir Portalbontang.com dari situs resmi PPID Setda Bontang, mereka diwajibkan menanam pohon dan membuat lubang biopori sebagai bentuk kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Kegiatan ini dilaksanakan di halaman Kantor Wali Kota Bontang, mencakup area depan hingga belakang gedung.
PPPK menanam pohon sawo kecik dan membuat dua lubang biopori, sementara PNS menanam pohon rambutan dan juga membuat dua lubang resapan.
Instruksi ini didasarkan pada Instruksi Wali Kota Bontang Nomor 188.55/2/ORG/2022 tentang Penanaman Pohon dan Pembuatan Lubang Resapan Biopori bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil, dan Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Bontang.
Baca Juga: UGM Tegaskan Keaslian Ijazah Jokowi, Siap Buka Bukti di Pengadilan
Ketentuan tersebut ditegaskan kembali melalui Surat Sekretaris Daerah Kota Bontang Nomor B/800.1.3.2/102/BKPSDM/2025 tanggal 22 Januari 2025.
Langkah ini sejalan dengan upaya nasional dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Dilansir Portalbontang.com dari Bloomberg, pada tahun 2024, Indonesia berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 147,61 juta ton CO₂, melampaui target yang ditetapkan.
Selain itu, data menunjukkan bahwa banjir menjadi bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia pada awal 2025, dengan 441 kasus tercatat hingga 17 Maret 2025.
Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi risiko banjir, dan meningkatkan budaya penanaman pohon serta pembuatan lubang resapan biopori di lingkungan Pemerintah Kota Bontang. ***
Join channel WhatsApp Portalbontang.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya
Join now