Portalbontang.com, Bontang – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Bontang, H. Mustamar, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan yang mencatut namanya melalui aplikasi WhatsApp.
Pelaku menggunakan nomor ponsel 0877-6873-1792 dan mengundang masyarakat untuk bergabung dalam grup WhatsApp bernama “Info Berita Update Tentang Agama Islam”. Modus ini diduga sebagai upaya untuk melakukan penipuan lebih lanjut.
“Kami tegaskan bahwa nomor tersebut bukan nomor pribadi saya dan tidak ada kaitannya dengan Muhammadiyah Bontang. Saya imbau agar masyarakat lebih hati-hati dan tidak melayani ajakan dari nomor yang tidak jelas,” tegas H. Mustamar melalui keterangan resminya, Rabu, 16 April 2025.
Baca Juga: Bontang Dorong Sekolah Siaga Kependudukan, Cetak Generasi Cerdas dan Tangguh
H. Mustamar meminta masyarakat untuk segera melaporkan kepada pihak berwajib apabila menerima pesan atau ajakan mencurigakan dari nomor tersebut.
Ia juga berharap warga dapat lebih kritis dan memastikan langsung kepada pihak yang bersangkutan jika menerima pesan yang mencatut nama tokoh atau lembaga tertentu.
“Jika ada yang menghubungi dan mencurigakan, silakan konfirmasi langsung ke pengurus resmi Muhammadiyah atau kepada saya pribadi,” tuturnya.
Kasus pencatutan nama tokoh agama atau publik figur seperti ini memang kerap terjadi dengan berbagai modus.
Baca Juga: Entaskan Pengangguran, Pemkot Bontang Gandeng 124 Perusahaan untuk Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya terhadap informasi atau ajakan yang diterima dari nomor tak dikenal.
Modus penipuan dengan mencatut nama tokoh agama bukanlah hal baru. Sebelumnya, kasus serupa terjadi di Magelang, di mana pelaku mencatut nama ulama untuk menipu calon jemaah umrah.
Selain itu, teknologi deepfake juga digunakan untuk mencatut nama pejabat tinggi negara, seperti dalam kasus video palsu yang mencatut nama Presiden Prabowo Subianto.
Masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima, terutama yang berkaitan dengan permintaan data pribadi atau keuangan.
Jika menerima pesan mencurigakan, segera laporkan kepada pihak berwenang atau hubungi kontak resmi lembaga terkait. ***