Prestasi ini menjadi salah satu faktor yang menyelamatkan Sritex dari krisis moneter tahun 1998, bahkan mampu melipatgandakan pertumbuhan perusahaan hingga delapan kali lipat sejak integrasi pada tahun 1992.
Pengakuan dunia ini membuktikan kualitas produk tekstil Sritex yang memang telah diakui secara global. Sebagai produsen tekstil terbesar di Asia Tenggara, Sritex telah menghasilkan berbagai produk yang mendunia.
Terjerat Utang, Akhir Tragis Sang Raksasa
Namun, roda kehidupan terus berputar. Pada tahun 2024, Pengadilan Negeri (PN) Semarang mengabulkan gugatan utang yang diajukan oleh PT Indo Bharat Rayon (IBR) terhadap Sritex.
Baca Juga: Investasi Raksasa Apple di Indonesia: Demi iPhone 16, Ratusan Juta Dolar Digelontorkan
Putusan PN Semarang dengan nomor perkara 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg ini menjadi titik balik yang menandai redupnya kejayaan Sritex, hingga akhirnya dinyatakan pailit.
Sritex dinyatakan bangkrut karena gagal melunasi utangnya kepada IBR, yang tercatat mencapai Rp101,30 miliar atau sekitar 0,38 persen dari total liabilitas perusahaan. Kini, kisah raksasa tekstil Sritex hanya tinggal kenangan. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda