PORTALBONTANG.COM, Batu Ampar – Kabar duka kembali datang dari Bati Ampar, Kalimantan Barat. Seorang bocah berusia 10 tahun dilaporkan hilang setelah menjadi korban serangan buaya di Sungai Sejenuk, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya (KKR).
Insiden tragis ini menambah daftar panjang serangan buaya di wilayah tersebut, dan menjadi insiden kedua yang terjadi dalam waktu berdekatan, seperti yang dikonfirmasi oleh kepolisian pada Kamis 20 Februari 2025.
Menurut keterangan saksi mata, yang merupakan teman korban, peristiwa nahas ini terjadi pada hari Selasa 18 Februari 2025.
Bocah malang tersebut berenang di sungai sebelum tiba-tiba diserang oleh seekor buaya berukuran sekitar empat meter.
Kapolsek Batu Ampar, IPDA Rachmatul Isani Fachri, menjelaskan kronologi kejadian yang mengerikan ini.
“Teman korban melihat langsung bagaimana buaya itu muncul, menerkam tubuh korban dengan ganas, dan menyeretnya ke dalam arus sungai,” ungkap Rachmatul dalam pernyataan resminya, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, Jumat 21 Februari 2025.
Saksi mata yang ketakutan segera memberitahukan kejadian ini kepada ayah korban. Sang ayah dengan sigap melakukan pencarian di sungai menggunakan speedboat. Namun, hingga berita ini diturunkan, putra tercintanya belum berhasil ditemukan.
Baca Juga: Resmi Dilantik Presiden Prabowo, Neni dan Agus Haris Siap Pimpin Bontang 2025-2030
“Saat ini, tim SAR gabungan bersama warga setempat terus berupaya keras melakukan pencarian terhadap korban. Kami memohon doa dari seluruh masyarakat agar korban dapat segera ditemukan,” kata Rachmatul dengan nada penuh harap.
Kejadian ini menambah keprihatinan warga, karena sebelumnya, seorang bocah lain juga dilaporkan hilang di desa yang sama akibat serangan buaya saat sedang mandi di sungai.
Paman korban yang menyaksikan langsung kejadian pada 7 Februari tersebut menjadi saksi bisu betapa berbahayanya sungai di wilayah ini.
Baca Juga: 6 Keutamaan Puasa Ramadan: Khutbah Jumat Singkat tentang Ampunan Dosa dan Pintu Surga Ar-Rayyan
Pencarian terhadap Cristian Ricardo (6 tahun), korban serangan buaya sebelumnya, telah dihentikan setelah berlangsung selama tujuh hari.
Pihak berwenang menduga kuat Cristian telah meninggal dunia akibat serangan tersebut.
Kalimantan, dengan hutan-hutan yang masih luas, memang dikenal sebagai habitat alami bagi berbagai satwa liar, termasuk buaya air asin.
Populasi buaya yang cukup tinggi menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
Baca Juga: Di Tengah Pelantikan Kepala Daerah di Istana Negara, Aksi ‘Indonesia Gelap’ BEM SI Warnai Jakarta
Sebagai catatan, pada bulan Desember lalu, seorang perempuan di Kalimantan juga menjadi korban serangan buaya hingga meninggal dunia saat sedang bekerja di perkebunan kelapa sawit.
Jasadnya baru ditemukan setelah pencarian dilakukan. Tragedi serupa juga terjadi pada bulan Agustus, di mana seorang perempuan berusia 54 tahun tewas diserang buaya saat mandi di sungai di Maluku. ***
Komentar Anda