PORTALBONTANG.COM, Abu Dhabi – Para pemimpin Arab menolak rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga di kawasan.
Rencana tersebut termasuk langkah Amerika Serikat untuk menguasai wilayah kantong Palestina tersebut.
Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan menyatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bahwa UEA menolak “upaya apa pun untuk memindahkan rakyat Palestina dari tanah mereka”.
Baca Juga: iPhone 16e Resmi Meluncur: Chip A18 Bertenaga, Kamera 48MP, dan Harga Mulai Terjangkau!
Pernyataan ini disampaikan Rabu saat kunjungan Rubio ke Abu Dhabi, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, Kamis 20 Februari 2025.
Media pemerintah UEA melaporkan bahwa presiden menekankan pentingnya mencegah perluasan konflik di Gaza.
“Ia juga menekankan pentingnya mengaitkan pembangunan kembali Gaza dengan jalan menuju perdamaian yang komprehensif dan abadi berdasarkan solusi dua negara sebagai satu-satunya cara untuk memastikan stabilitas di kawasan,” kata laporan tersebut.
Para pemimpin Arab menolak rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza ke negara-negara tetangga di kawasan, serta mengambil alih wilayah kantong Palestina tersebut.
Baca Juga: Franky Sibarani, Eks Kepala BKPM, Resmi Jadi Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Barat I
Kunjungan Rubio adalah bagian dari lawatan ke beberapa negara, termasuk Israel dan Arab Saudi, yang berlangsung saat tahap pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza memasuki minggu-minggu terakhir.
Pembebasan Sandera
Seorang pemimpin tertinggi Hamas, pada Selasa 18 Februari 2025 mengumumkan bahwa kelompok militan itu berencana membebaskan enam orang Israel yang disandera di Gaza pada hari Sabtu dan menyerahkan empat jenazah lainnya pada hari Kamis
Baca Juga: Persiapan Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim di Istana Negara, Rudy Mas’ud: Bismillah
Pemimpin Hamas, Khalil al-Hayya, mengeluarkan pengumuman mengejutkan ini dalam pernyataan yang direkam, sebagai tanggapan atas keputusan Israel untuk mengizinkan rumah mobil dan peralatan konstruksi masuk ke Jalur Gaza.
Enam sandera yang masih hidup ini adalah kelompok terakhir yang akan dibebaskan dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang berakhir pada awal Maret.
Diperkirakan Hamas masih menahan sekitar 70 sandera lainnya, setengahnya masih hidup. Empat jenazah sandera lainnya akan diserahkan pekan depan.
Sejauh ini, selama gencatan senjata, Hamas telah membebaskan 24 sandera, dan Israel telah membebaskan lebih dari 1.000 orang Palestina yang dipenjara.
Pihak-pihak yang berperang belum merundingkan tahap kedua gencatan senjata yang lebih sulit.
Baca Juga: iPhone 17 Pro: Bodi Aluminium Kembali? Analisis Perubahan Material dan Dampak Lingkungan
Pada tahap ini, Hamas hanya akan membebaskan sisa sandera dengan syarat penghentian pertempuran permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Sementara itu, Israel belum mundur dari tujuannya, yang didukung Amerika Serikat, untuk menghapuskan peran militer atau pemerintahan apa pun bagi Hamas di Gaza. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda