PORTALBONTANG.COM, Gaza – Hamas kembali membebaskan tiga sandera Israel pada Sabtu 15 Februari 2025 dalam pertukaran tahanan Palestina, di tengah gencatan senjata yang masih berlangsung meskipun ketegangan terus meningkat.
Ketiga pria tersebut diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di Khan Younis, Gaza, sebelum dipindahtangankan ke pasukan Israel.
Salah satu sandera yang dibebaskan adalah Sagui Dekel Chen (36), warga Amerika-Israel dari Kibbutz Nir Oz, Israel selatan, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, Minggu 16 Februari 2025.
Chen dilaporkan ditangkap oleh Hamas saat berusaha melawan militan dalam serangan pada 7 Oktober 2023. Dua bulan setelah penahanannya, istrinya, Avital, melahirkan anak ketiga mereka.
Sandera kedua adalah Sasha Troufanov (29), warga Rusia-Israel dari Kibbutz Nir Oz. Troufanov ditawan bersama ibu, nenek, dan kekasihnya. Ketiga perempuan tersebut telah dibebaskan dalam kesepakatan sebelumnya, sementara ayahnya tewas dalam serangan tersebut.
Sandera ketiga, Iair Horn (46), merupakan warga Israel-Argentina. Ia diculik bersama saudaranya, namun saudaranya tidak termasuk dalam tahap pembebasan kali ini.
Di Tel Aviv, keluarga dan pendukung bersorak saat menyaksikan video yang memperlihatkan ketiga pria itu keluar dari kendaraan di lokasi penyerahan.
Baca Juga: Ebiet G. Ade Gandeng Kedua Anaknya, Remake ‘Elegi Esok Pagi’ Langsung Trending Youtube
Pertukaran Tahanan Palestina Berlanjut
Sementara itu, bus pertama yang mengangkut tahanan Palestina yang dibebaskan telah tiba di Ramallah.
Mereka disambut dengan sorak sorai serta kibaran bendera Palestina. Hamas menyatakan total 369 warga Palestina akan dibebaskan pada Sabtu sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera.
Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Pengaruhi Honorer, UKT, dan Beasiswa KIP
Pertukaran ini merupakan yang keenam dalam rangkaian perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada 19 Januari.
Dalam fase pertama kesepakatan ini, Hamas berencana membebaskan 33 sandera Israel secara bertahap, sementara Israel akan melepaskan ratusan tahanan Palestina.
Hamas sebelumnya mengancam akan menunda pembebasan sandera karena menuduh Israel melanggar kesepakatan dengan tetap melancarkan serangan udara ke Gaza dan menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.
Namun, juru bicara Hamas, Abdul-Latif al-Qanou, menegaskan bahwa kelompok tersebut berkomitmen untuk mematuhi perjanjian.
Israel dan PBB Menyikapi Situasi
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memperingatkan bahwa pertempuran akan berlanjut jika lebih banyak sandera tidak dibebaskan pada Sabtu.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak komunitas internasional untuk mendukung perpanjangan gencatan senjata.
Ia juga menyerukan agar media global diberi akses masuk ke Gaza guna melaporkan kondisi di lapangan.
Lebih dari 630 truk bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza pada Kamis, dengan 300 di antaranya menuju Gaza utara.
Baca Juga: Tanggapi Aksi Nelayan di Muara Badak, PT PHSS Dukung Langkah Pemkab Kukar
Negara-Negara Arab Tolak Usulan AS
Duta besar PBB dari 22 negara Arab menolak usulan yang menyebut bahwa Amerika Serikat dapat mengambil alih kendali di Gaza dan merelokasi warga Palestina.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menegaskan bahwa rakyat Palestina akan tetap bertahan dan membangun kembali Gaza untuk masa depan mereka sendiri.
Baca Juga: Audiensi dengan JPP, Firnando Ganinduto Ajak Media Awasi Implementasi UU BUMN yang Baru Disahkan
“Kami tidak memiliki tanah air selain Palestina. Kami mencintai Palestina dan akan membangun kembali Jalur Gaza,” ujarnya.
Kelompok duta besar Arab ini juga mendesak agar perjanjian gencatan senjata diperpanjang serta mencakup seluruh wilayah Gaza dan Tepi Barat.
Mereka pun mengundang Dewan Keamanan PBB untuk berkunjung ke Gaza guna meninjau langsung situasi di sana. ***
Komentar Anda