PORTAL BONTANG – Bontang telah ditunjuk sebagai lokasi proyek rintisan Teknologi Wolbachia yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan RI. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi prevalensi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
dr Jaya Mualimin, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa Bontang dipilih sebagai lokasi rintisan teknologi Wolbachia, karena kota ini memiliki jumlah kasus DBD yang signifikan, termasuk beberapa kasus kematian pada tahun 2023.
Pada tahun 2023, tercatat 5.616 kasus DBD di Kalimantan Timur, dengan Bontang sebagai kontributor kasus terbanyak.
“Proyek ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Teknologi Wolbachia di lima kota, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang,” ungkap Jaya Mualimin, dilansir Portalbontang.com dari Antara, Minggu 28 Januari 2024.
Proyek rintisan ini diharapkan dapat mengukur efektivitas penyebaran nyamuk Wolbachia dalam menekan kasus demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Sejak tahun 2011, banyak penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi manfaat dan risiko menginfeksi nyamuk Aedes aegypti dengan bakteri Wolbachia sebagai upaya pencegahan penularan infeksi dengue atau demam berdarah dengue.
Baca Juga: Pernyataan Jokowi Picu Kontroversi, Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Ambil Sikap
Nyamuk betina Aedes aegypti adalah vektor utama penularan Virus Dengue ke manusia. Salah satu strategi biologis untuk mengendalikan vektor ini adalah dengan menginfeksinya dengan bakteri Wolbachia, yang dapat menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk.
Diharapkan, melalui serangkaian penelitian dan uji coba, infeksi nyamuk Aedes aegypti dengan Wolbachia dapat menghambat replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk.
“Tujuan kami adalah agar virus DBD tidak berbahaya bagi kita dan generasi mendatang. Nyamuk tersebut akan memiliki Wolbachia, sehingga tidak ada lagi orang yang terkena DBD,” kata Jaya Mualimin. ***
Komentar Anda