PORTAL BONTANG – Saat pasukan Israel semakin masuk ke kota Rafah di Gaza selatan, Presiden AS Joe Biden mendorong kesepakatan gencatan senjata yang terdiri dari tiga fase yang disetujui oleh Israel.
Kesepakatan itu dimulai dengan jeda pertempuran selama enam minggu dan mengarah pada penghentian permusuhan yang lebih permanen dengan kelompok militan Hamas.
Fase pertama akan mencakup “gencatan senjata penuh dan menyeluruh,” kata Biden dalam sambutannya di Gedung Putih, Washington DC, Jumat 31 Mei 2024 lalu, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia.
Baca Juga: Groundbreaking Tahap 6 IKN Fokus pada Proyek Pendidikan, Dijadwalkan 4-5 Juni
Ini berarti penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza dan pembebasan beberapa sandera, termasuk wanita, orang tua, yang terluka dan warga negara Amerika, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Selain itu, Israel akan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza dan kembalinya warga Palestina ke rumah dan lingkungan mereka di semua wilayah Gaza, termasuk di Gaza utara.
Setelah jeda awal selama enam minggu, jalan ke depan akan lebih rumit, Biden memperingatkan.
“Saya akan jujur dengan Anda, ada sejumlah hal yang (masih) harus dinegosiasikan untuk beralih dari fase satu ke fase dua,” katanya.
Baca Juga: Kaltim Siap Menyambut Ribuan Peserta MTQ Nasional 2024, Persiapan Terus Dilakukan dengan Matang
Biden melanjutkan bahwa selama negosiasi (perdamaian) terus berlanjut dan gencatan senjata akan tetap berlaku bahkan jika pembicaraan berlarut-larut hingga melewati masa enam minggu awal.
Dia berjanji bahwa mediator dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar akan terus bekerja sampai semua kesepakatan tercapai.
Tahap kedua akan melihat pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas, termasuk tentara pria Israel.
Baca Juga: Fix, Harga BBM Pertamax dan Dex Series Tidak Naik di Juni 2024
Pasukan Israel akan mundur dari Gaza, dan selama Hamas menepati komitmennya, kata Biden, Israel telah setuju untuk menghentikan permusuhan “secara permanen.”
Pada tahap ketiga dan terakhir, “rencana rekonstruksi besar untuk Gaza akan dimulai, dan jenazah para sandera yang terbunuh akan dikembalikan ke keluarga mereka,” katanya.
Presiden Biden juga menuliskan tiga fase rencana perdamaian di Gaza itu dalam kiriman di akun X Gedung Putih.
“Rakyat Israel harus tahu bahwa mereka dapat mengajukan tawaran ini tanpa ada risiko lebih lanjut terhadap keamanan mereka, karena mereka (pasukan Israel) telah menghancurkan pasukan Hamas selama delapan bulan terakhir,” kata presiden.
Baca Juga: 10 Tips dan Trik iPhone yang Wajib Kamu Coba, Pengguna Baru Harus Tahu Fitur Canggih
Negosiasi untuk menghentikan pertempuran telah menemui jalan buntu selama berminggu-minggu, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan.
Pada Kamis 30 Mei 2024, perwakilan Hamas mengatakan telah memberi tahu para mediator bahwa mereka “siap untuk mencapai kesepakatan komprehensif” yang mencakup kesepakatan pertukaran sandera dan tahanan penuh jika Israel menghentikan perangnya di Gaza.
“Hamas dan faksi-faksi Palestina tidak akan menerima untuk menjadi bagian dari kebijakan ini dengan melanjutkan negosiasi [gencatan senjata] mengingat agresi, pengepungan, kelaparan, dan genosida terhadap rakyat kami,” bunyi pernyataan Hamas.
“Hari ini, kami memberi tahu para mediator tentang posisi kami yang jelas bahwa jika pendudukan menghentikan perang dan agresinya terhadap rakyat kami di Gaza, kesiapan kami [adalah] untuk mencapai kesepakatan lengkap yang mencakup kesepakatan pertukaran yang komprehensif,” tambah pernyataan itu.
Baca Juga: Mengubah Warna Navigasi Bar di HP Samsung Jadi Warna Apa Saja, Tanpa Root
Biden pada Jumat mendesak Hamas agar menerima kesepakatan tersebut. “Kita tidak boleh kehilangan momen (untuk mencapai kesepakatan) ini,” tandasnya. ***
Komentar Anda