PORTAL BONTANG – Microsoft mengonfirmasi bahwa sekitar 8,5 juta perangkat Windows terdampak oleh gangguan CrowdStrike baru-baru ini.
Angka tersebut, menurut posting blog David Weston, wakil presiden keamanan perusahaan dan keamanan OS Microsoft yang dilansir Portalbontang.com dari Tech Crunch, Minggu 21 Juli 2024, mewakili kurang dari 1% total perangkat Windows di dunia.
Ini adalah angka resmi pertama yang dipublikasikan oleh Microsoft maupun CrowdStrike terkait skala gangguan kemarin.
Baca Juga: Prinsip Tegas Gus Makki di Pilbup Banyuwangi 2024, Lebih Baik Kembalikan Rekom Ketimbang Cuma P2
Gangguan ini disebabkan oleh pembaruan pada perangkat lunak keamanan siber CrowdStrike yang mengakibatkan perangkat Windows mengalami crash (macet). Perangkat Mac dan Linux tidak terpengaruh.
Meskipun jumlah perangkat yang terdampak terbilang rendah, kekacauan yang ditimbulkan bersifat luas dan global.
Gangguan ini mempengaruhi bank, peritel, perusahaan pialang, jaringan kereta api, dan lainnya.
Maskapai penerbangan bahkan harus menghentikan operasi penerbangan di seluruh dunia.
Baca Juga: Cara Membersihkan Mouse Pad dengan Benar
“Meski persentase (perangkat yang terdampak) terbilang kecil, dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan-perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting,” tulis Weston.
Ia tidak menyebutkan berapa persentase perangkat Windows dengan perangkat lunak CrowdStrike yang terdampak.
Penting dicatat bahwa meskipun hanya satu komputer yang crash, hal tersebut berpotensi melumpuhkan seluruh jaringan atau pusat data.
Baca Juga: Gus Ibin Maju Pilkada Nganjuk 2024, Restu Ibu Jadi Pemicu Utama
Weston juga menulis bahwa “meskipun ini bukan insiden Microsoft,” perusahaan tersebut telah bekerja sama dengan CrowdStrike untuk mengatasi masalah ini.
Pemulihan sistem mungkin memakan waktu lama jika setiap komputer yang terdampak memerlukan perbaikan manual.
Namun, Weston menyatakan bahwa Microsoft dan CrowdStrike telah mengembangkan “solusi terukur yang akan membantu infrastruktur Azure Microsoft mempercepat perbaikan” dan juga berkolaborasi dengan Amazon Web Services dan Google Cloud Platform. ***
Komentar Anda