PORTAL BONTANG – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengeluarkan imbauan kepada 37 Warga Negara Indonesia (WNI) untuk segera meninggalkan Israel seiring meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
Ancaman serangan dari Iran muncul sebagai tanggapan atas tewasnya tokoh Hamas, Ismail Haniyeh.
“Kami imbau keluar dari wilayah Israel karena jika situasi menjadi perang terbuka skala besar maka kemampuan pemerintah terbatas. Kemampuan untuk menyelamatkan sehingga langkah antisipasi jauh lebih utama,” ungkap Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugaraha, saat berbicara dengan Pro3 RRI pada Selasa 13 Agustus 2024, dan dilansir Portalbontang.com.
Baca Juga: Awali Liga 1, Borneo FC Hajar Semen Padang 3-1
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amman, Yordania telah menaikkan status darurat ke Siaga I untuk Israel.
Status ini diberlakukan sejak serangan Israel terhadap Hamas di Palestina pada Oktober 2023, disertai dengan imbauan agar WNI segera meninggalkan wilayah Israel.
Namun, sejumlah WNI masih memilih untuk bertahan di Israel dengan alasan pribadi.
Judha menegaskan bahwa pemerintah tidak memaksa evakuasi, tetapi memiliki kewajiban untuk melindungi warganya.
Baca Juga: Agus Gumiwang Kartasasmita Terpilih Sebagai Plt Ketum Golkar
“Siaga satu ditetapkan sejak satu tahun lalu, mereka memilih tinggal di Israel namun beberapa dengan alasan pribadi. Sesuai Undang-Undang Nomor 37 tahun 1999 ada kewajiban negara memindahkan WNI dari situasi berbahaya namun itu pilihan,” tegasnya.
Judha juga mengingatkan agar rencana kunjungan ke Israel ditunda karena situasi yang tidak aman.
Meskipun demikian, masih ada laporan mengenai WNI yang berkunjung ke Israel untuk tujuan ziarah keagamaan.
Baca Juga: Fokusmaker Nilai Bahlil Lahadalia Tepat untuk Memimpin Golkar, Ini Alasannya
“Bagi WNI memiliki rencana ke Lebanon, Iran dan Israel, diimbau menunda perjalanan hingga situasi aman. Kami mendapatkan informasi WNI masih melakukan perjalanan ke negara tersebut terutama ke Israel untuk kunjungan ziarah keagamaan,” tambahnya.
Sementara itu, mahasiswa Indonesia di Israel, Deo, mengatakan bahwa meski masyarakat berada dalam keadaan siaga, aktivitas sehari-hari seperti perkuliahan, perkantoran, dan kegiatan ekonomi lainnya tetap berjalan normal.
“Masyarakat tidak ada yang panik. Semua siap siaga, sama sejak awal mula perang,” kata Deo kepada rri.co.id. ***
Komentar Anda