PORTAL BONTANG – Sammy Basso, penyintas progeria terlama di dunia, meninggal dunia pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Informasi ini disampaikan oleh Asosiasi Progeria Italia, yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat selama perjalanan hidupnya.
“Kami sangat berterima kasih atas kesempatan istimewa untuk turut ambil bagian dalam perjalanan hidupnya,” demikian pernyataan resmi dari Asosiasi Progeria Italia.
Baca Juga: Mengatasi Tantangan Dunia Kerja Gen Z dalam Pilkada DKI Jakarta 2024
“Sammy mengajarkan kepada kita bahwa meski hidup penuh rintangan, itu harus dijalani dengan sebaik mungkin,” lanjut pernyataan tersebut.
Sammy Basso, yang lahir pada tahun 1995 di Veneto, Italia, menghembuskan napas terakhirnya di usia 28 tahun.
Namanya semakin dikenal dunia setelah tampil dalam film dokumenter National Geographic berjudul Sammy’s Journey, yang menceritakan kisah hidupnya bersama orang tua dan sahabat dekatnya, Riccardo.
Sammy pertama kali didiagnosis dengan progeria pada usia dua tahun.
Baca Juga: KPK Tetapkan 3 Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Kemenkes: Kerugian Negara Capai Rp319 Miliar
Seiring perjalanannya menghadapi penyakit tersebut, orang tuanya mendirikan Asosiasi Progeria Italia pada tahun 2005 untuk mendukung penelitian dan penanganan penyakit langka ini.
Berkat kontribusinya dalam penelitian progeria, pengetahuan tentang penyakit ini terus berkembang.
Sammy dengan sukarela berpartisipasi dalam uji klinis, termasuk pengembangan obat pertama untuk penyakit tersebut.
Baca Juga: Komnas Perempuan Soroti Pengangkatan Pejabat Kalbar yang Terjerat Dugaan Kekerasan Seksual Anak
Progeria, atau Hutchinson-Gilford Progeria Syndrome (HGPS), merupakan kondisi genetik yang menyebabkan penuaan dini dan memperpendek harapan hidup pengidapnya.
Menurut Asosiasi Progeria Italia, terdapat sekitar 130 kasus progeria klasik yang diketahui di seluruh dunia, meskipun diperkirakan jumlah sebenarnya mungkin mencapai 350 kasus, terutama di negara berkembang.
Komentar Anda