Menurut Eko, PAN akan merasa terhormat jika Jokowi bergabung mengingat kepemimpinannya yang kuat dan dukungan rakyat yang tinggi.
Eko juga menyebutkan bahwa Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, telah membangun komunikasi dengan Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Dipecat dari PDIP, Pengamat Politik Sebut Pengaruhnya Lebih Besar dari Partai
“Tinggal keputusan ada di tangan Pak Jokowi,” tegasnya.
Gerindra: Tidak Bisa Memaksa Jokowi
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, juga merespons kemungkinan Jokowi bergabung dengan partainya.
“Gerindra terbuka, tapi tentunya kami tidak bisa memaksa beliau (Jokowi),” ujar Prabowo dalam pertemuan makan malam bersama Jokowi di Jakarta, 6 November 2024.
Baca Juga: Sri Mulyani: Rumah Sakit VIP dan Sekolah Internasional Kena PPN 12 Persen Mulai 2025
Jokowi, yang hadir di samping Prabowo, justru menyoroti momen kebersamaan tersebut dengan menyebutnya sebagai pertemuan penuh kerinduan.
“Ini kunjungan balasan karena rindu,” kata Jokowi.
Jejak Politik Jokowi Bersama PDIP Selama 20 Tahun
Jokowi memulai karier politiknya bersama PDIP sejak 2004 melalui DPC PDIP di Solo.
Pada 2005, ia terpilih menjadi Wali Kota Solo berkat gaya blusukan yang mendekatkan dirinya dengan rakyat, hingga terpilih kembali untuk periode kedua.
Pada 2012, PDIP dan Gerindra mengusung Jokowi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kepemimpinan Jokowi di Jakarta membawa perhatian nasional, hingga ia diusung sebagai calon presiden pada Pilpres 2014 bersama Jusuf Kalla.
Di Pilpres 2019, Jokowi kembali maju bersama Ma’ruf Amin dengan dukungan penuh PDIP.
Namun, relasi Jokowi dan PDIP mulai merenggang pada akhir masa jabatan keduanya, terutama setelah Jokowi mendukung putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres pendamping Prabowo pada Pilpres 2024.
Komentar Anda