PORTAL BONTANG – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menggelar kunjungan kerja di Kelurahan Semper Barat, Jakarta, pada Selasa, 12 November 2024.
Dalam kunjungan tersebut, ia menemui beberapa ibu yang keluarganya terdampak kecanduan Judi Online.
Kasus ini mencuat setelah beberapa pegawai Komdigi ditangkap polisi atas dugaan keterlibatan dalam pengelolaan situs judi online.
Baca Juga: Akbar Faizal Kritisi Program Pengaduan Warga oleh Wapres Gibran, Warganet Beri Pembelaan
Di hadapan warga, Meutya tidak mampu menahan air mata dan meminta maaf atas keterlibatan pegawainya dalam kasus tersebut.
“Saya minta maaf Ibu Bapak, bahwa dari kantor kami kemudian ada yang terlibat,” ujar Meutya Hafid di Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
“Sebagai pemimpin di Komdigi, saya merasa seperti orang tua mereka. Sama seperti kalau seorang ibu sedih saat anaknya terlibat hal seperti ini,” ungkapnya penuh emosi.
Dalam pertemuan itu, seorang wanita bernama Nuravia Oktavia (44), istri dari pecandu judi online, turut membagikan kisahnya.
Baca Juga: Eramart Buka Lowongan Kerja untuk Toko Baru di Bontang, Berikut Kualifikasi dan Persyaratannya
Ia menceritakan dampak buruk judi online yang menjerat suaminya hingga harus berurusan dengan polisi.
“Saya adalah korban dari judi online. Suami saya bahkan sampai ditahan akibat kebiasaan ini,” tuturnya.
Hidup Terpuruk karena Judi Online
Baca Juga: Pemerintah Dorong Platform Digital Segera Lanjutkan Kerja Sama dengan Perusahaan Pers
Nuravia menambahkan bahwa barang-barang berharga di rumahnya habis terjual demi memenuhi kebutuhan suaminya yang kecanduan.
Bahkan, ia kini harus menghadapi tagihan utang yang menumpuk karena pinjaman yang dilakukan suaminya.
“Gara-gara judi online, handphone, TV, semua habis. Sekarang saya bahkan ditagih utang,” keluh Nuravia.
Pertahankan Rumah Tangga di Tengah Kecanduan Suami
Meski mengalami penderitaan, Nuravia mengaku tetap bertahan demi anak-anaknya.
Ia berdoa agar suaminya dapat menyadari dampak buruk kecanduan judi online tersebut.
“Saya pernah berpikir untuk berpisah, tapi kasihan anak-anak. Mereka sudah besar, sudah dewasa,” ucapnya sambil menahan tangis.
“Jadi, saya bertahan, berharap suatu hari nanti dia bisa insaf dan sadar,” tutup Nuravia. ***
Discussion about this post