Mendikdasmen Bocorkan Kurikulum Deep Learning: Berikut 3 Fakta Pembelajaran Mendalam Ala Australia yang Diterapkan Sejak 1995

Potret Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.

Potret Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.

PORTAL BONTANG – Wacana kurikulum baru kembali mencuat usai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengungkap konsep “kurikulum deep learning” yang mengedepankan metode pembelajaran mendalam.

Dalam unggahan yang tersebar di media sosial, Mu’ti menyampaikan perlunya kurikulum yang tidak berfokus pada banyaknya materi, namun mendalam seperti model yang diterapkan di Australia.

“Materi pelajaran mungkin ringan, tetapi cara menjelaskannya mendalam,” ujar Mu’ti dalam video yang diunggah akun X @BarisanPemudaRI pada 5 November 2024.

Baca Juga: Pjs Wali Kota Bontang Munawwar Hadiri Rakornas Sinergi Menuju Indonesia Emas 2045

Ia menambahkan, “Dengan cara itu, guru bisa berimprovisasi dan murid bisa lebih berkembang.”

Unggahan ini mendapat sorotan warganet, dan hingga 8 November telah ditonton 207,8 ribu kali di media sosial X.

ADVERTISEMENT

Beragam komentar pun muncul, salah satunya dari akun @washeeps yang mengungkapkan, “Mindful, meaningful bagus, tapi masalahnya mayoritas guru masih mengajar dengan textbook atau tekstual kesulitan improve.”

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kurikulum deep learning yang dirasa Mu’ti cocok untuk pendidikan Indonesia.

Baca Juga: Mahasiswa UMM Promosikan Budaya Batik di Irlandia Melalui Program IISMA

Apa Itu Kurikulum Deep Learning?

Kurikulum deep learning bertujuan memperdalam pemahaman siswa dengan menumbuhkan pemikiran kritis dan pengalaman bermakna dalam proses belajar.

“Kita arahkan dengan pembelajaran mindful, meaningful, dan joyful,” sebut Mu’ti.

Baca Juga: Kebijakan Matematika di TK: Mendikdasmen Abdul Mu’ti Hadapi Respons Kocak dari Warganet

Model Pembelajaran di Australia Sejak 1995

Mu’ti juga mengisahkan penerapan kurikulum ini di Australia sejak 1995, saat ia mengambil gelar Master of Education di Flinders University.

Menurutnya, pendekatan mindful dapat dilakukan guru dengan memahami setiap murid secara individual, membantu mereka berpikir kritis dan lebih aktif dalam proses belajar.

“Tiba-tiba ada yang bertanya di tengah pelajaran, jangan dihentikan,” ujarnya.

Tiga Elemen Kurikulum Deep Learning

Kurikulum deep learning yang diusulkan Mu’ti terdiri dari tiga elemen kunci:

Baca Juga: Persaingan Harga Pemain Indonesia vs Jepang Jelang Laga di GBK: Siapa yang Termahal dari Kiper hingga Penyerang?

  1. Mindful Learning
    Guru menghargai keunikan siswa, memfasilitasi mereka untuk aktif terlibat.

    Proses ini mendukung keterlibatan langsung siswa dalam diskusi dan eksplorasi materi.

  2. Meaningful Learning
    Siswa diajak memahami alasan setiap pelajaran.

    Guru bertindak sebagai fasilitator yang mengaitkan materi dengan penerapan dunia nyata, seperti manajemen keuangan pribadi.

  3. Joyful Learning
    Proses belajar dibuat menyenangkan dan bermakna, mendorong siswa memahami materi secara mendalam.

    Misalnya, simulasi sejarah yang membuat siswa memahami konteks historis.

Baca Juga: John Mars, Pewaris Mars yang Jarang Tampil dan Masuk Top 30 Orang Terkaya Dunia

Dengan kurikulum ini, Mukti berharap pendidikan Indonesia dapat lebih bermakna dan relevan bagi siswa. ***

Exit mobile version