Di bawah kepemimpinan Haedar Nashir, Muhammadiyah juga aktif mengembangkan persaudaraan kemanusiaan melalui berbagai inisiatif, seperti pembangunan lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, kepedulian sosial, pemberdayaan ekonomi, dan upaya pembangunan masyarakat.
Baca Juga: Prabowo Subianto Tekankan Pentingnya Persatuan dan Integritas di Forum Legislator PKB
“Gerakan ini kami namakan ‘Muhammadiyah for All’. Di wilayah timur Indonesia, seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur, di mana mayoritas penduduknya beragama non-muslim, Muhammadiyah telah membangun lembaga-lembaga inklusif, termasuk empat universitas di Papua dan dua universitas di NTT. Muhammadiyah juga mendorong integrasi sosial bagi masyarakat setempat yang sebagian besar beragama Kristen dan Katolik,” jelas Haedar.
Dalam konteks internasional, Muhammadiyah memainkan peran kunci dalam menyelesaikan konflik di bagian selatan Filipina dan Thailand.
Organisasi ini juga aktif dalam program kemanusiaan di Rohingya dan Cox’s Bazar, Bangladesh.
“Muhammadiyah juga membangun madrasah di Beirut untuk anak-anak Palestina dan sebuah sekolah di Rahine untuk anak-anak Rohingya. Semua itu dilatarbelakangi oleh rasa kemanusiaan dan kesadaran bahwa dalam peradaban modern, seluruh umat manusia berhak hidup bahagia dan berdampingan secara damai tanpa diskriminasi, penderitaan, dan penindasan,” tutup Haedar. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda