PORTAL BONTANG – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Rano Karno, mendapatkan izin dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menambahkan nama ‘Si Doel’ dalam surat suara Pilkada yang akan digelar pada 27 November 2024.
Langkah ini menyusul proses hukum yang ditempuh Rano di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 21 September 2024, yang mengesahkan bahwa nama Rano Karno, Haji Rano Karno, Haji Rano Karno S.IP, dan Si Doel merujuk pada orang yang sama.
Menurut Ketua Bidang Teknis Penyelenggaraan KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya, pihaknya telah melakukan klarifikasi dengan Rano Karno terkait legalitas penambahan nama tersebut.
Baca Juga: Antisipasi Sesar Garsela: Patahan Aktif di Bandung dan Garut, Pelajari 6 Langkah Mitigasi Gempa
“Kami sudah mendapatkan konfirmasi dari Rano Karno, dan beliau menunjukkan surat pengadilan yang mendukung langkah ini,” ungkap Dody pada 22 September 2024.
Dody juga menyatakan bahwa KPU menerima tanggapan masyarakat pada 18 September 2024, yang mayoritas mengenal Rano melalui karakter ikoniknya, Si Doel, dalam sinetron populer “Si Doel Anak Sekolahan”.
Hal ini menjadi dasar usulan agar nama ‘Si Doel’ turut dicantumkan di surat suara Pilkada DKI Jakarta 2024.
Rano Karno menegaskan bahwa penambahan nama Si Doel bertujuan untuk meminimalisasi kebingungan masyarakat antara nama asli dan nama panggungnya.
“Nama saya tidak berubah, hanya bertambah menjadi Rano Doel Karno atau Rano Karno Si Doel,” kata Rano di Jakarta Selatan pada 22 September 2024.
“Ini bukan pergantian, melainkan penegasan bahwa Si Doel adalah Rano Karno, dan Rano Karno adalah Si Doel.”
Fenomena ini bukan hal baru, mengingat sejumlah artis kerap menggunakan popularitas mereka untuk meraih dukungan politik.
Baca Juga: Cerita Firnando Ganinduto, Politisi Muda Tolak Gaji Besar di AS demi Kembali Mengabdi di Indonesia
Partai politik pun memanfaatkan ketenaran artis dalam strategi marketing politik guna meningkatkan perolehan suara.
Beberapa partai yang mengusung artis di Pilkada 2024 antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang mencalonkan Krisdayanti, Rano Karno, dan Ronal Surapradja.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggandeng Gilang Dirga dan Lucky Hakim, sementara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung Gita KDI dan PAN-Gerindra mendukung Ritchie Ismail alias Jeje Govinda.
Menurut Prof. Firmanzah dalam bukunya “Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas” (2012), marketing politik masih tergolong ilmu baru, namun strategi ini sudah lama diterapkan dalam dunia politik.
Baca Juga: Cara Blokir Otomatis Chat dari Nomor Asing di WhatsApp: Jaga Privasi Anda
Firmanzah menekankan bahwa politisi memperlakukan pemilih sebagai pasar yang harus diperebutkan, meski sering kali tanpa ideologi atau gagasan yang jelas, yang berpotensi menurunkan kualitas demokrasi.
Popularitas artis memang menjadi aset penting, tetapi kepuasan masyarakat terhadap kinerja mereka di dunia politik perlu dipertimbangkan secara matang. ***
Komentar Anda