PORTAL BONTANG – Pada Kamis 29 Agustus 2024, Rik Peeperkorn, seorang pejabat senior dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengumumkan bahwa Israel telah menyetujui pelaksanaan jeda kemanusiaan selama sembilan jam setiap hari.
Jeda ini bertujuan untuk memungkinkan WHO melakukan vaksinasi massal polio di Jalur Gaza, menyusul ditemukannya kasus polio pertama pada seorang bayi laki-laki berusia 11 bulan di wilayah tersebut awal bulan ini.
“Vaksinasi akan dimulai pada 1 September di wilayah tengah Jalur Gaza selama tiga hari,” kata Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Palestina, kepada wartawan dalam konferensi video dari Gaza, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia.
Baca Juga: Teddy-Marjito Siapkan Program Perlengkapan Sekolah Gratis bagi Warga OKU
“Jeda kemanusiaan akan berlangsung selama tiga hari tersebut.”
Peeperkorn juga menjelaskan bahwa jeda kemanusiaan ini, yang berlangsung dari pukul 06.00 hingga 15.00 waktu setempat, telah disepakati dengan COGAT, badan Israel yang bertanggung jawab atas koordinasi bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
WHO telah mengirim lebih dari 1,2 juta dosis vaksin polio ke Gaza, dengan tambahan 400.000 dosis lainnya dalam perjalanan.
“Biasanya, dalam waktu empat minggu, kita melakukan vaksinasi putaran kedua. Ketika kami memulai proses ini, kami harus menyelesaikannya. Jadi, asumsinya mitra kami – UNICEF – akan melanjutkannya. Sekarang, kita membutuhkan jeda kemanusiaan ini, dan itu sudah sangat jelas. Sudah ada kesepakatan mengenai hal itu. Jadi, kami berharap semua pihak akan menaati hal itu,” tegas Peeperkorn.
Virus polio terdeteksi bulan lalu dalam sampel lingkungan di bagian selatan dan tengah Gaza.
Kasus pada bayi yang dikonfirmasi – yang pertama dalam 25 tahun terakhir di Gaza – menimbulkan kekhawatiran akan potensi wabah yang lebih besar.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, pada Rabu (28/8) menyatakan bahwa, “Israel akan bekerja sama dengan WHO dan berbagai organisasi lainnya untuk mendukung kampanye membawa vaksin ke Gaza.”
WHO mengungkapkan bahwa tingkat vaksinasi di Gaza sebelum perang sangat tinggi, tetapi perang yang sedang berlangsung telah mengganggu program imunisasi rutin, termasuk vaksinasi polio.
Peeperkorn menambahkan bahwa setidaknya 90 persen anak-anak perlu divaksinasi untuk mencegah penyebaran virus polio, yang bisa menyebabkan kelumpuhan pada anak-anak.
Virus ini menyebar melalui kontak antar manusia, kotoran, serta makanan dan air yang terkontaminasi.
Sistem perairan, pembuangan, dan sanitasi di Gaza telah rusak akibat perang yang telah berlangsung selama 10 bulan terakhir, membuat kondisi kehidupan di wilayah tersebut sangat sulit. ***
Komentar Anda