PORTAL BONTANG – Sebuah temuan mengejutkan mengungkap dugaan kebocoran data pribadi milik 4.759.218 Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia.
Data sensitif seperti NIK, nomor kepegawaian, hingga riwayat pendidikan diduga diperdagangkan secara ilegal di forum hacker.
Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga yang mengelola data ASN menjadi sorotan utama.
Baca Juga: Tahap Pertama Pembangunan Istana Wapres di IKN Ditargetkan Selesai 2025
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, Pratama Persadha, mendesak BKN bertanggung jawab atas insiden ini.
“Data yang bocor sangat detail, mulai dari nomor induk kependudukan hingga informasi agama. Ini sangat berbahaya karena bisa dimanfaatkan oleh penipu untuk melancarkan aksinya,” tegas Pratama, dilansir Portalbontang.com dari RRI, Selasa 13 Agustus 2024.
Para hacker menawarkan data ASN seharga USD10 ribu atau sekitar Rp160 juta.
Dengan data yang begitu lengkap, penipu bisa dengan mudah menargetkan ASN dan melakukan berbagai jenis penipuan, seperti penipuan kenaikan pangkat atau penipuan lainnya.
Baca Juga: Nasyiatul Aisyiyah Bontang Gelar Program Pashmina untuk Remaja Sehat
“Bayangkan, penipu bisa menelepon ASN dan mengaku bisa membantu kenaikan pangkat. Dengan data yang dimiliki hacker, ASN pasti akan percaya,” ujar Pratama.
CISSREC mengklaim telah berhasil memverifikasi keaslian data yang bocor.
Mereka menemukan bahwa data tersebut berasal dari basis data Satu Data ASN milik BKN.
Baca Juga: USB-C di iPhone 15, Bisa Terhubung ke Apa Saja?
“Kami telah mencoba menghubungi beberapa ASN yang datanya bocor dan informasi yang kami dapatkan sesuai dengan data yang dijual di forum hacker,” ungkap Pratama.
Menanggapi tudingan tersebut, BKN membantah adanya gangguan sistem yang menyebabkan kebocoran data.
Mereka juga memastikan bahwa layanan elektronik BKN tetap berjalan normal.
Namun, BKN meminta pengguna untuk segera mengganti kata sandi sebagai langkah antisipasi.
Baca Juga: Apple Kembali Kembangkan Kacamata Pintar, Apple Vision Versi Murah Segera Meluncur?
Saat ini, BKN bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab kebocoran data dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terulang. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda