Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyebut insiden itu sebagai pembantaian yang biadab.
“Menurut informasi yang kami dapatkan, puluhan di antaranya ada peluru di kepala,” ujarnya menggambarkan kondisi para korban kepada wartawan, Kamis.
“Tidak seperti menembak ke langit untuk menahan orang jika terjadi kebingungan dan kekacauan. Itu sengaja menargetkan dan membunuh.”
Baca Juga: 5 Pesan MUI kepada Umat Muslim dalam Menyambut Bulan Ramadhan
PBB mengatakan tim gabungan dari kantor kemanusiaannya, Dana Anak-anak PBB (UNICEF), dan Organisasi Kesehatan Dunia mengunjungi al Shifa, rumah sakit terbesar di Kota Gaza, pada Jumat 1 Maret 2024.
“Mereka membawa obat-obatan, vaksin, dan bahan bakar untuk membantu memastikan fasilitas medis tetap berfungsi,” kata Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, kepada wartawan.
Al Shifa dilaporkan telah merawat lebih dari 700 orang yang terluka dalam insiden konvoi mematikan pada Kamis.
Baca Juga: 7 Amalan Jelang Ramadhan, Nomor 4 Paling Penting Dilakukan
Dujarric mengatakan sekitar 200 dari mereka masih dirawat di rumah sakit.
“Pada saat tim melakukan kunjungan, staf rumah sakit memberi tahu mereka bahwa mereka telah menerima lebih dari 70 jenazah yang terbunuh,” kata Dujarric.
Ketika ditanya apakah mereka mengalami luka tembak, Dujarric mengatakan dia tidak yakin tim tersebut memeriksa mayat-mayat tersebut. Namun, dari pasien-pasien terluka yang mereka lihat sedang dirawat, ada sejumlah besar luka tembak.
Baca Juga: Sejarah Singkat Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan, Jumlah Rakaat Berubah-ubah
Seruan Penyelidikan Makin Kencang
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk penembakan tersebut.
Macron mengatakan warga sipil harus dilindungi, dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Komentar Anda