Namun, pandangan ini disangsikan oleh Direktur Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Kalimantan Tengah, Bayu Herinata, yang menyatakan bahwa kondisi lapangan tidak sepenuhnya sesuai dengan klaim pemerintah.
Bayu Herinata menuturkan bahwa hasil peninjauan terakhir pada 23 Januari menunjukkan bahwa meski tanaman jagung tumbuh, kualitasnya tidak layak untuk dikonsumsi karena kering.
“Dengan kondisi tanaman jagung yang sangat kering dan tidak memadai, klaim mengenai hasil panen per hektare sebesar 6,5 ton patut dipertanyakan,” ujarnya.
WALHI juga menyarankan agar proyek food estate dihentikan karena dinilai telah merampas ruang hidup masyarakat setempat, menyebabkan konflik sosial, dan merusak lingkungan.
Mereka mendesak pemerintah untuk melakukan pemulihan lingkungan di seluruh lahan food estate di Indonesia. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda