PORTAL BONTANG – Deklarasi Ikatan Jurnalis Indonesia (IKAJI) di Jakarta pada Rabu, 13 Desember 2023 mendapat apresiasi dari Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad.
Dalam keterangannya di Jakarta yang dikutip PortalBontang.com dari Antara, Dadang menyatakan penghargaan atas lima peran utama yang dapat dilakukan oleh organisasi kewartawanan, yaitu sebagai pendidik, pelurus informasi, muahid atau pemersatu, mujadid atau pembaharu, dan sebagai pejuang kebenaran.
Dadang menjelaskan bahwa Muhammadiyah memiliki keterkaitan yang erat dengan dunia jurnalisme, menganggap dakwah sebagai bentuk jurnalisme yang mencakup penyebaran informasi kepada masyarakat dan ajakan untuk berbuat baik. Ia menilai kelahiran IKAJI memiliki signifikansi penting bagi Muhammadiyah.
Sebagai pendidik masyarakat, Profesor Dadang memberikan pesan kepada IKAJI untuk tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan, mengingat pragmatisme dan kedangkalan dalam jurnalisme saat ini.
Ia mengingatkan bahwa media sosial bukanlah sumber pendidikan, melainkan dapat menjadi alat pembodohan dengan menyajikan informasi yang kurang bermutu.
Dalam konteks menjadi pelurus informasi, Dadang menekankan pentingnya untuk mengoreksi informasi yang bengkok dan mencari sumber informasi yang lebih akurat sebelum disebarkan kepada masyarakat.
Sebagai muahid atau pemersatu, peran jurnalis diakui sebagai pemersatu bangsa dan umat, dengan upaya menghindari potensi perpecahan masyarakat akibat misinformasi.
Peran mujadid atau pembaharu menuntut jurnalis untuk berkontribusi dalam pembaharuan pemikiran, orientasi, dan pengetahuan masyarakat, sejalan dengan ajaran Islam. Contohnya, membangkitkan minat baca yang tengah merosot dalam masyarakat.
Terakhir, sebagai pejuang kebenaran, Dadang menyampaikan ketidaknyamanannya terhadap situasi di Palestina dan menyebutkan bahwa banyak jurnalis yang meninggal karena menyuarakan kebenaran. Ia berharap agar lima peran tersebut dapat diterapkan dengan baik oleh IKAJI dan tetap berkelanjutan.
“Jadi, kelahiran IKAJI sangat penting untuk Muhammadiyah,” ujar Guru Besar Sosiologi Agama di UIN Bandung itu.
Sementara itu, menurut Ketua Umum IKAJI Rommy Fibri Hardiyanto, IKAJI sebagai sebuah organisasi kewartawanan bersifat inklusif.
Di samping itu, IKAJI hadir dengan membawa harapan dan warna baru untuk kemajuan jurnalisme di Tanah Air. Ia mengingatkan tentang pentingnya kehadiran jurnalisme yang menyuguhkan fakta terverifikasi dan berimbang di tengah pesatnya perkembangan dunia digital kini.
“Jurnalisme bagaikan lentera yang menuntun umat manusia untuk menemukan kebenaran. Belajar dari Bapak Pers (di Muhammadiyah), Fachrodin, bahwa jurnalisme bukan hanya persoalan teknis, bukan siapa menulis apa, tetapi visi apa yang diperjuangkan, perubahan apa yang dicita-citakan, dan melalui kerja apa semuanya akan dicapai,” kata Rommy Fibri saat membacakan “Manifesto IKAJI” di Gedung RRI, Jakarta, dikutip PortalBontang.com dari situs Republika.id.
“Ikatan Jurnalis Indonesia lahir untuk memperjuangkan cita-cita Fachrodin, sosok jurnalis yang teguh memegang jiwa nasionalisme, menentang kolonialisme, memerangi kebodohan, dan membangun narasi pengetahuan yang sangat mencerahkan,” sambungnya.
Sebagai informasi, deklarasi IKAJI dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh penting, di antaranya adalah Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Ubaidillah.
Lalu ada Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) H. M. Nasir, Ketua Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) Piyu Padi, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah Prof Muchlas MT, dan tokoh lainnya. ***
Komentar Anda