Portalbontang.com, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang resmi menjalin kerja sama dengan Universitas Airlangga (UNAIR) untuk menghadirkan solusi berbasis keilmuan bagi berbagai tantangan pembangunan di daerah.
Sinergi ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Wali Kota BontangNeni Moerniaeni, dan Rektor UNAIR Prof. Dr. Muhammad Madyan, SE., M.Si., M.Fin., di Surabaya, Selasa 1 Juli 2025.
Kerja sama ini mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, yang diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi Kota Taman.
Dalam pertemuan tersebut yang dilansir Portalbontang.com dari situs resmi UNAIR, Wali Kota secara terbuka memaparkan sejumlah tantangan spesifik yang dihadapi Bontang, terutama keterbatasan lahan untuk pengembangan kota di tengah dominasi industri besar.
Salah satu isu krusial yang diangkat adalah rencana pemanfaatan lahan seluas 40 hektar dari Yayasan LNG Badak yang memerlukan pendampingan hukum untuk memastikan prosesnya sesuai aturan.
“Ada tanah Yayasan LNG Badak sekitar 40 hektar yang rencananya akan diberikan kepada pemerintah kota. Tapi perlu pendampingan legal opinion dari kejaksaan dan universitas agar tidak salah langkah,” terang Neni.
UNAIR Siap Berkontribusi
Menanggapi hal tersebut, Rektor UNAIR Prof. Madyan menyambut baik kepercayaan yang diberikan dan menegaskan kesiapan universitasnya untuk berkontribusi secara nyata.
Dengan rekam jejak sebagai universitas peringkat ke-9 dunia dalam THE Impact Rankings, UNAIR siap mengerahkan keahliannya.
“Terima kasih atas kepercayaan kepada Universitas Airlangga. Semoga MoU ini menjadi wujud nyata komitmen kita bersama untuk membangun bangsa melalui sinergi yang kuat,” ungkap Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR itu.
Didukung oleh sekitar 2.000 dosen, di mana separuhnya bergelar doktor, Prof. Madyan meyakini UNAIR dapat membantu Bontang dalam berbagai aspek.
Komentar Anda