“Sebagai pendukung, saya perlu data, baik dari Pemkab Kubar maupun Pemprov Kaltim,” pintanya.
[irp posts=”3542″ ]
Tidak hanya itu, pengalamannya di jalan juga memberinya bukti nyata masalah lain. Gubernur Harum mengaku melihat sedikitnya 10 truk pengangkut alat berat melintas. Menurutnya, ini adalah salah satu perusak utama jalan.
“Pasti ga kuat jalan kita. Pasti hancur lama-lama,” kritik Gubernur, merujuk pada berat total kendaraan yang bisa mencapai 40 ton.
Sebagai solusi cepat, ia menginstruksikan agar Dinas Perhubungan berkoordinasi untuk segera membangun jembatan timbang. Terkait angkutan sawit, ia memberikan toleransi bagi truk kecil karena perannya dalam penyerapan tenaga kerja.
“Tapi jangan pakai mobil 10 ton, karena muatnya pasti 16 ton,” pesannya.
[irp posts=”3566″ ]
Untuk solusi jangka panjang, Gubernur Harum akan memperjuangkan agar konstruksi jalan di area rawan banjir menggunakan cor beton, bukan aspal.
“Kalau kanan kiri banjir, pakai aspal jadi kerupuk aspalnya. Saya sengaja lewat darat, sebab kalau lewat udara tidak ada yang bisa dilihat,” tutupnya, menegaskan pentingnya tinjauan langsung.
Berdasarkan data, dari total anggaran Rp129 miliar yang terblokir, baru Rp41,5 miliar yang tersedia. Sementara itu, Kementerian PUPR telah menyiapkan program multiyears contract (MYC) 2025-2027 sebesar Rp425,8 miliar untuk peningkatan jalan di ruas tersebut.***
Komentar Anda