Portalbontang.com, Kubar – Ada pemandangan tak biasa saat Gubernur Kalimantan Timur, H. Rudy Mas’ud (Harum), melakukan perjalanan dinas ke Kutai Barat (Kubar), Jumat (20/6/2025).
Ia memilih menyetir sendiri mobil dinas KT 1 sejauh ratusan kilometer. Aksi blusukan ini membawanya pada temuan krusial mengenai penyebab utama hancurnya ruas jalan provinsi: dana dari pusat yang terblokir dan maraknya truk dengan muatan berlebih.
Perjalanan darat ini sengaja dilakukan untuk meninjau langsung kondisi infrastruktur, termasuk di Simpang 3 Resak yang diusulkan menjadi jalur alternatif menuju Sotek di Penajam Paser Utara (PPU) dan Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan jarak hanya sekitar 97 km.
[irp posts=”2694″ ]
Setelah meninjau lokasi tersebut, Gubernur Harum mengambil alih kemudi dari sopirnya. Tanpa didampingi ajudan dan hanya bersama sang istri, Hj. Sarifah Suraidah, ia menyusuri jalan sepanjang 125,2 km dari Resak hingga Melak, Kubar.
Ia merasakan langsung bagaimana kondisi jalan yang mulus di awal perjalanan berubah drastis menjadi rusak dan berlubang saat mendekati perbatasan Kutai Kartanegara dengan Kutai Barat.
Setibanya di Melak sekitar pukul 10 malam, usai disambut oleh Bupati Kubar Frederick Edwin, Gubernur Harum langsung menggelar diskusi informal dengan jajarannya. Pertanyaan pertama yang ia lontarkan begitu tajam.
“Kenapa makin lama kok jalan kita makin hancur ini Pak Nanda?” tanya Gubernur Harum kepada Kepala Dinas PUPR Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, dilansir Portalbontang.com dari Instagram @pemprov_kaltim.
[irp posts=”3305″ ]
“Ternyata, dananya sebagian diblokir. Saya akan minta agar dananya (APBN untuk ruas jalan Kukar-Kubar yang diblokir pusat) segera dibuka,” tegas Gubernur Harum.
Sebagai tindak lanjut, ia berencana bertemu langsung dengan Menteri PUPR Dody Hanggodo pada 26 Juni mendatang untuk memperjuangkan pembukaan blokir anggaran tersebut.
Komentar Anda