Peran Penting Akuntansi dan Pengendalian Manajemen dalam Meningkatkan Keberlanjutan Organisasi Jasa

Ilustrasi Akuntansi.

Ilustrasi Akuntansi.

 

PORTAL BONTANG – Akuntansi dan pengendalian manajemen tidak hanya merupakan alat pengukur kinerja keuangan tetapi juga penting untuk membangun dan menjaga keberlanjutan organisasi jasa.

Melalui praktik akuntansi yang teliti, organisasi dapat mengidentifikasi titik-titik penghematan dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, seperti energi dan bahan baku, yang membantu mengurangi emisi karbon dan dampak lainnya terhadap lingkungan.

Data yang dikumpulkan dari sistem akuntansi memberikan dasar yang kuat untuk mengevaluasi praktik berkelanjutan secara akurat, memungkinkan manajemen mengambil keputusan yang tepat dan strategis dalam mengembangkan inisiatif lingkungan.

Baca Juga: Implementasi Perencanaan Strategis dan Activity Based Costing (ABC) untuk Tingkatkan Efisiensi Operasional

Pengendalian manajemen memainkan peran sentral dalam menjaga kelancaran dan efektivitas upaya keberlanjutan di dalam organisasi jasa.

Sistem pengendalian yang efisien memungkinkan organisasi dengan cepat mengidentifikasi berbagai risiko keberlanjutan, seperti perubahan peraturan lingkungan atau fluktuasi harga bahan baku yang dapat mempengaruhi operasional dan keberlanjutan jangka panjang.

ADVERTISEMENT

Dengan memiliki mekanisme pemantauan dan evaluasi yang terstruktur, organisasi dapat mengambil tindakan pencegahan dan perbaikan secara tepat waktu, sehingga mengurangi potensi dampak negatif dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang merugikan.

Tidak hanya mengurangi risiko, pengendalian manajemen juga berperan sebagai penggerak dalam mendorong penerapan kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Baca Juga: Hasil Drawing Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Grup Neraka Menanti Indonesia

Ini mencakup tidak hanya memastikan bahwa organisasi mematuhi standar hukum dan peraturan yang relevan, tetapi juga menjalankan komitmen mereka terhadap nilai-nilai sosial dan lingkungan yang dijunjung tinggi oleh stakeholders.

Dengan menjalankan pengendalian yang kuat dan transparan, organisasi dapat membangun kepercayaan di antara pihak-pihak yang terkena dampak, termasuk konsumen, investor, dan masyarakat luas, bahwa mereka berkomitmen untuk menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Pengendalian manajemen juga memfasilitasi monitoring terhadap pencapaian tujuan keberlanjutan yang telah ditentukan.

Baca Juga: Napak Tilas Perjalanan Toyota Kijang Mendobrak Dunia Modifikasi Indonesia

Mengukur kinerja keberlanjutan perusahaan menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya kesadaran akan isu-isu lingkungan dan sosial.

Metrik akuntansi yang relevan untuk mengukur kinerja keberlanjutan mencakup berbagai aspek, termasuk jejak karbon, rasio penggunaan energi, dan indeks keberlanjutan.

Berikut penjelasan mengenai masing-masing metrik tersebut:

  1. Jejak Karbon (Carbon Footprint)

Jejak karbon adalah ukuran total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung oleh suatu organisasi, produk, atau individu.

Metrik ini mencakup emisi dari berbagai sumber seperti penggunaan bahan bakar fosil, listrik, proses industri, dan transportasi.

Baca Juga: iOS 18 Hadirkan Fitur Pencarian Baru, Apple Maps Kini Semakin Canggih

  1. Rasio Penggunaan Energi (Energy Use Ratio)

Rasio penggunaan energi mengukur efisiensi energi perusahaan dengan membandingkan total konsumsi energi dengan output atau aktivitas tertentu.

Misalnya, rasio ini dapat dihitung sebagai jumlah energi yang digunakan per unit produk yang dihasilkan atau per unit pendapatan yang dihasilkan.

Metrik ini penting untuk menilai seberapa efisien perusahaan menggunakan energi dan untuk mengidentifikasi peluang penghematan energi.

Baca Juga: Tak Lagi Eksklusif, Apple Akhirnya Hadirkan Dukungan App Store Pihak Ketiga di Uni Eropa untuk iPadOS Terbaru

Perusahaan dapat melacak konsumsi energi dari berbagai sumber, termasuk listrik, gas, dan bahan bakar lainnya, untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang penggunaan energi mereka.

  1. Indeks Keberlanjutan (Sustainability Index)

Indeks keberlanjutan merupakan indikator komposit yang mengukur kinerja keberlanjutan perusahaan secara keseluruhan.

Baca Juga: ChatGPT Hadir untuk macOS, Gantikan Spotlight dengan AI

Indeks ini dapat mencakup berbagai aspek seperti dampak lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan.

Mengelola tanggung jawab keberlanjutan mereka dan dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antara perusahaan dalam industri yang sama.

Contoh organisasi jasa yang berhasil menerapkan akuntansi dan Pengendalian Manajemen untuk Meningkatkan Keberlanjutan:

  1. PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Perusahaan ini telah berhasil menerapkan Sistem Activity Based Costing (ABC) untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas operasi, mengadopsi praktik akuntansi keberlanjutan dan melakukan analisis terhadap resiko dan pengendalian internal sebagai Upaya memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan sosial.

  1. PT Telekomunikasi Seluler (Persero) Tbk (Telkomsel)

PT Telekomunikasi Seluler (Persero) Tbk (Telkomsel) mengembangkan sistem pengukuran kinerja yag terintegrasi, melakukan efesiensi gas rumah kaca dan emisi karbon dengan tujuan keberlanjutan perusahaan.

  1. PT Jasa Raharja (Persero)

Perusahaan ini telah menerapkan program pencegahan kecelakaan lalu lintas untuk mengurangi korban jiwa, memberikan pelayanan pemulihan yang cepat dan efesien kepada korban kecelakaan lalau lintas serta melakukan edukasi dan kampanye atas keselamatan jalan raya. (Isma Aprilylyani Wardani)

Penulis merupakan mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. ***

Exit mobile version