Portal Bontang
Beranda Sains Tecno AI Makin Canggih, Bill Gates Sebut Manusia Tak Lagi Dibutuhkan untuk Banyak Hal, Termasuk Guru dan Dokter?

AI Makin Canggih, Bill Gates Sebut Manusia Tak Lagi Dibutuhkan untuk Banyak Hal, Termasuk Guru dan Dokter?

Bill Gates prediksi AI gantikan guru & dokter 10 tahun lagi. Era 'kecerdasan gratis' datang? Simak ancaman dan peluang AI di dunia kerja.

Portalbontang.com, Bontang – Kemajuan pesat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menimbulkan optimisme sekaligus kekhawatiran.

Pendiri Microsoft, Bill Gates, baru-baru ini melontarkan prediksi yang cukup mencemaskan: peran manusia di berbagai sektor, termasuk profesi krusial seperti guru dan dokter, bisa tergantikan oleh AI dalam satu dekade mendatang.

Gates memprediksi, dalam 10 tahun ke depan, AI akan mampu mengambil alih banyak tugas yang kini masih sangat bergantung pada keahlian manusia.

Baca Juga: Dipecat Lagi! Sandi Butar Butar Diberhentikan Damkar Depok Usai Rentetan SP, Dulu Viral Bongkar Dugaan Korupsi

Hal ini diungkapkannya dalam sebuah wawancara di acara televisi populer ‘The Tonight Show’.

Menurut Gates, manusia bahkan mungkin tidak lagi dibutuhkan untuk “sebagian besar hal” di masa depan.

Ia secara spesifik menyoroti profesi seperti dokter dan guru, yang menurutnya akan mengalami transformasi besar.

Jika saat ini keahlian di bidang tersebut bersifat eksklusif, AI berpotensi membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

Baca Juga: Salat Idulfitri di Stadion Bessai Berinta Bontang Banjir Jemaah, Wawali Turut Hadir

“Saya sangat senang melihat bagaimana AI akan mendorong inovasi ke depan, tetapi saya rasa ini masih belum sepenuhnya diketahui. Apakah kita bisa mengendalikannya?,” ujar Gates kepada pembawa acara Jimmy Fallon, seperti dikutip pada Selasa 2 April 2025 lalu.

Ia mengakui adanya potensi risiko dan ketakutan yang wajar di masyarakat.

“Secara wajar, banyak orang juga merasa hal ini agak menakutkan. Ini benar-benar wilayah yang belum pernah kita ketahui sepenuhnya,” tambah Gates.

Baca Juga: Kado Lebaran dari Pertamina: Harga BBM Non-Subsidi Turun Jelang Mudik Idulfitri

Filantropis ini menjelaskan bahwa saat ini, memiliki keahlian khusus seperti menjadi dokter hebat atau guru yang luar biasa masih merupakan hal langka dan sangat dibutuhkan.

Namun, ia optimis dalam 10 tahun mendatang, akses terhadap keahlian semacam itu akan menjadi jauh lebih umum, bahkan mungkin gratis, berkat AI.

Gates menyebut fenomena ini sebagai era “kecerdasan bebas akses,” di mana kecanggihan AI akan merambah dan memberikan kontribusi di hampir semua aspek kehidupan manusia.

Dampaknya diperkirakan signifikan, mulai dari peningkatan akurasi diagnosis medis hingga kemudahan mendapatkan tutor AI atau asisten virtual pribadi.

Baca Juga: Jelang Lebaran, BPH MIgas Jamin Pasokan BBM Aman

Ia menegaskan AI akan mengambil alih banyak tugas manusia, khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan.

Meskipun demikian, Gates juga menekankan bahwa tidak semua aktivitas manusia akan digantikan oleh teknologi.

Ia memberi contoh dunia olahraga, di mana ia yakin penonton akan tetap lebih memilih menyaksikan atlet manusia bertanding daripada robot.

“Akan ada beberapa hal yang kita simpan untuk diri kita sendiri. Namun dalam hal memproduksi barang, menggerakkan sesuatu, dan menanam makanan, seiring waktu masalah tersebut akan terpecahkan,” kata Gates.

Baca Juga: Jajaran iPhone 16 Resmi Meluncur 11 April 2025 di Indonesia, Dilengkapi Kecerdasan Buatan dan Kamera Pro Tingkat Tinggi

Perkembangan AI yang eksponensial ini dipastikan membawa perubahan besar di lanskap dunia kerja.

Laporan dari World Economic Forum (WEF) sebelumnya telah memproyeksikan bahwa sekitar 83 juta pekerjaan berpotensi hilang secara global dalam lima tahun ke depan akibat otomatisasi dan AI.

Namun, di sisi lain, WEF juga memperkirakan munculnya 69 juta jenis pekerjaan baru yang berkaitan dengan teknologi ini.

Baca Juga: 75 Titik Lokasi Salat Id Muhammadiyah Kaltim, Bontang Gelar di 5 Titik

Hal ini mengindikasikan bahwa meski AI menawarkan efisiensi dan aksesibilitas luar biasa, tantangan disrupsi di berbagai industri, termasuk potensi hilangnya pekerjaan konvensional, adalah keniscayaan yang perlu diantisipasi dengan strategi adaptasi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, termasuk di Indonesia yang tengah mendorong transformasi digital. ***

Join channel WhatsApp Portalbontang.com agar tidak ketinggalan berita terbaru lainnya

Join now
Bagikan:

Iklan