Lebih lanjut Denar menyampaikan, data center menarik untuk dibobol karena banyak alasan, salah satunya motivasi untuk mengambil keuntungan, seperti kasus yang terjadi di indonesia di mana data center terindikasi malware.
Baca Juga: UMKT Tawarkan Program Pascasarjana untuk Pegawai Pemkot Samarinda, Andi Harun Sambut Positif
Malware atau “malicious software” yaitu perangkat lunak yang didesain untuk menimbulkan kerugian bagi pengelola data.
Alasan lain karena banyaknya data yang bisa diambil attacker dari data center. Maka timbul peluang bagi mereka untuk menjual informasi pribadi tersebut.
Denar yang juga tergabung dalam forum IHP (Indonesia Honeynet Project) tidak bisa memberikan jawaban pasti mengapa data central Indonesia bisa dibobol oleh attacker karena ia dan tim tidak tahu bagaimana perimeter securitynya.
Baca Juga: Ponsel Hang atau Nge-Freeze? Atasi dengan 6 Cara Ampuh Ini
Namun jika berbicara secara perimeter secara teori, ada beberapa prediksi yang muncul.
Pertama, adanya ketidaksetaraan keamanan antara data center dan sistem penunjang lainnya yang seharusnya saling berkaitan.
Kedua adalah software vulnerability yaitu bisa disebabkan karena adanya bug yang disebabkan tidak update untuk sistem security.
Ketiga, adanya human error yang menjadi bagian yang paling potensial untuk dieksploitasi.
Baca Juga: YouTube Perkenalkan Alat AI Canggih untuk Hapus Musik Berhak Cipta dari Video
Misalnya saja kasus social engineering dan phising (kejahatan digital untuk mendapatkan data sensitive seseorang).
Discussion about this post