Banyak dari mereka yang sebelumnya menaruh harapan untuk mendapatkan dukungan finansial dari negara guna mengembangkan karir dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Alih-alih bantuan, mereka justru dihadapkan pada kenyataan pahit: pembubaran federasi dan pelarangan total permainan yang mereka geluti.
Laporan Khaama Press menyebutkan keterkejutan mendalam para atlet atas keputusan ini.
Pelarangan catur ini bukanlah insiden tunggal. Sejak kembali berkuasa pada Agustus 2021, Taliban secara konsisten memberlakukan berbagai pembatasan yang menyasar kebebasan individu dan hak-hak masyarakat, terutama perempuan.
Baca Juga: Baru Diumumkan Trump, Gencatan Senjata India-Pakistan Ambyar
Dunia telah menyaksikan pembatasan ketat dalam akses pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan dewasa, larangan bagi perempuan untuk bekerja di banyak sektor, pembatasan perjalanan tanpa pendamping laki-laki (mahram), serta larangan terhadap musik dan bentuk hiburan lainnya.
Langkah terbaru ini semakin mempertegas pola represif terhadap aktivitas yang dianggap mengancam nilai-nilai yang mereka anut.
Belum ada kepastian berapa lama kebijakan pelarangan catur ini akan diberlakukan, atau apakah tekanan dari komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia mampu memengaruhi Taliban untuk meninjau kembali beberapa keputusannya yang kontroversial.
Namun, bagi para pegiat catur di Afghanistan, langkah bidak kini terhenti paksa. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda